
Chairil Anwar

Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)

Michael "Mike" Stephen Portnoy

Nama lengkap ~ Michael Stephen Portnoy
Lahir ~ April 20, 1967
Tinggi ~ 5 ‘10”
Warna rambut ~ Hitam
Warna mata ~ Hijau
Website ~ mikeportnoy.com
Equipment ~ Starclassic Tama drum, Melody Master Snares, Sabian dan Max Sabian Cymbals, Remo kepala, Iron Cobra Pedals, Pro-Mark 420 drumsticks dan Latin Percussion
FAVORITES...
Direksi ~ Woody Allen, David Lynch, Stanley Kubrick
Aktor ~ Robert De Niro, Jack Nicholson, Al Pacino
Olahraga ~ Tinju
Acara TV ~ Twin Peaks, The Simpsons, The Twilight Zone, The Sopranos
Makanan ~ Makanan siap saji, terutama Taco Bell
Minum ~ Digunakan untuk menjadi Jägermeister, bir. Tidak minum lagi.
***
Mike Portnoy lahir pada 20 April 1967 dan dibesarkan di Long Beach, New York, di mana minatnya pada musik dimulai pada usia dini. “Ayahku adalah seorang rock n ‘roll disk jockey, jadi saya selalu dikelilingi oleh musik terus-menerus. Saya punya koleksi catatan besar ketika saya masih muda dan dicintai nyata The Beatles dan kemudian di Kiss. Tidak bisa dihindari bahwa saya akan menjadi seorang musisi. ”
Meskipun Mike belajar sendiri cara memainkan drum, dia mengambil kelas-kelas teori musik di sekolah menengah. Selama masa itu ia mulai bermain di band-band lokal Intruder, Rising Power dan Inner Sanctum, yang terakhir yang merilis album mereka sendiri. Mike meninggalkan band setelah mendapat beasiswa untuk menghadiri Musik Berklee College di Boston.
Kolektor keranjingan banyak hal, Mike memiliki luas array of Dream Theater memorabilia termasuk bootlegs, poster, kliping dan segala sesuatu di bawah matahari dengan nama band di atasnya. Ia juga bertanggung jawab untuk menangkap semua band tidak di video rekaman dan DAT. Koleksi video yang besar termasuk film favorit tahun 2001, A Clockwork Orange, Jacob’s Ladder dan The Wall bersama dengan episode The Simpsons dan mengesankan pertandingan tinju.
Mike mengatakan bahwa pengaruh terbesar adalah Rush drummer Neil Peart dan almarhum Frank Zappa. Drumer favorit lainnya termasuk Terry Bozzio, Vinnie Colaiuta, Simon Philips, John Bonham dan Keith Moon dan band-band seperti The Beatles, Queen, Yes, Metallica, Jellyfish, Iron Maiden, U2 dan Jane’s Addiction. Dia juga seorang penggemar musik rap.
Steve Vai

Group Band Saat Ini ~ Steve Vai
Group Band Sebelumnya ~ Hot Chocolate, The Ohio Express, Circus, Rayge, Bold As Love, Axis, Morning Thunder, Frank Zappa, The Out Band, The Classified, 777, Alcatrazz, David Lee Roth, Whitesnake
Pengaruh ~ Joe Satriani, Frank Zappa
Gitar ~ Ibanez Universe, Ibanez JEM
Permainannya mulai dari blues, jazz, rock sampai klasik dan ethnic music. Permainan gitarnya pun tidak terbatas pada komunitas gitar saja tetapi juga bagi orang-orang awam yang tidak mendalami gitar. Pada umur 6 tahun, Steve mulai belajar piano. Pada umur 10 tahun, Steve mulai belajar bermain akordeon. Pada umur 13 tahun barulah Steve mulai mendalami gitar dan sejak saat itu lahirlah seorang dewa gitar yang baru. Steve Vai mengawali karirnya dengan album debutnya Flex-Able Leftovers pada tahun 1984. Pada tahun 1990, Steve merilis album keduanya yang berjudul Passion and Warfare. Album ini mendapat pengakuan internasional dan Steve memenangkan polling pembaca majalah Guitar Player dalam 4 kategori yang berbeda. Album Steve yang ketiga berjudul Sex & Religion dirilis tahun 1993 dan album keempatnya Alien Love Secrets dirilis tahun 1995. Pada tahun 1996 album kelima Steve Fire Garden dirilis. Tahun 1999, Steve meluncurkan album keenamnya yang berjudul Ultra Zone. Dalam album ini Steve lebih banyak memfokuskan dirinya dalam komposisi lagu dan bereksperimen dengan gitarnya. Tahun 2001 album The Seventh Song dirilis dan album ini berisi lagu-lagu slow/ballad yang pernah dirilis Steve dengan ditambah beberapa lagu baru. Dan di tahun 2001 Alive in an Ultra World pun dirilis. Steve Vai juga pernah memproduksi 2 album Natal yang berjudul Merry Axemas Vol.1 dan Merry Axemas Vol.2, juga konser G3 bersama Joe Satriani dan Eric Johnson/Kenny Wayne Shepherd dan terakhir John Petrucci turut juga bergabung dalam G3. Belakangan ini Steve Vai lebih memfokuskan diri bereksperimen pada permainan gitarnya dan sekarang ini band Steve Vai ditambah seorang pemain bass yang sudah tidak asing lagi buat fans-fans rock tahun 80-an, Billy Sheehan.
dikutip dari dhevai
Michael Peter Balzary (Flea)

Kehidupan Flea muda di SMU cukup sulit baginya, dia hanya punya sedikit teman. Di saat teman-temanya menyukai musik Disco atau dansa Fea muda lebih memilih mengidolakan artis Jazz macam dMiles David dan Dizzy Gilespie.
Intrumen musik pertama calon Bass-Hero ini adalah drum, tapi itu cuma sebentar dan dia memilih trumpet, sepulang sekolah dia biasanya berlari dan mendengarkan musik Dizzy Gilespie sambil mamainkan trumpetnya.
Di suatu waktu, Flea muda mendapatkan sebuah kesempatan untuk bertemu dengan idolanya. Ibunya mengajaknya ke belakang panggung dan bertemu dengan Dizzy Gilespie seusai konser.
Bertemu dengan Hilel Slovak dan Jack Irons, Flea berubah haluan menjadi penggemar berat musik Funk dan menjadikan Jimmy Hendrix sebagai idola baru.
Di akhir 1977, Flea bertemu dengan Anthony Kiedis, pertemuan ini sedikit unik karena keduanya nyaris bertengkar dan akhirnya menjadi sepasang "duo" yang tidak dapat dipisahkan.
Tahun 1979, Flea membentuk sebuah band dengan teman-teman seangkatanya:Jack Irons dan Hilel Slovak dengan Alain Johannes di vokal. Disini Flea memakai Bass, alat musik yang belum pernah dia mainkan sebelumnya berlatihbeberapa bulan, Flea mendapatkan gaya bermainya sendiri.
Selama itu, mereka lalu-lalang dari klab satu ke klab yang lain dan anthony Kiedus selalu ada untuk mendukung para sahabatnya serta menjadi presenter dari setiap show.
Tepat sebelum 1982, FLea bergabung di L.A. Punk band yang bernama Fear, juga mendapat peran figuran di film Suburbia. Tertarik dengan style dan teknik Flea, para personel Fear menwarkan untuk bergabung dengan mereka, tapi Flea lebih memilih untuk bergabung dengan pasukan lamanya lalu terbentuklah sebuah band fenomenal yang bertahan sampai sekarang:"Red Hot Chili Peppers".
Flea menikah di 1985 dan dikaruniai seorang anak, tak bertahan lama, mereka bercerai tapi tetap berbagi hak asuh atas Clara.
Flea kini membentuk organisasi yang bertujuan untuk memberikan pelajaran bermusik pada anak-anak yang tidak mampu.
catatan:Julukan Flea diberikan saat Flea saling mengejek satu sama lain dengan nama kartun.
dikutip dari bengkelmusik
Dr Mohammad Hatta

Nama ~ Dr. Mohammad Hatta (Bung Hatta)
Lahir ~ Bukittinggi, 12 Agustus 1902
Wafat ~ Jakarta, 14 Maret 1980
Istri ~ (Alm.) Rahmi Rachim
Anak ~ Meutia Farida, Gemala, dan Halida Nuriah
Gelar Pahlawan ~ Pahlawan Proklamator RI tahun 1986
Pendidikan ~ Europese Largere School (ELS) di Bukittinggi (1916), Meer Uirgebreid Lagere School (MULO) di Padang (1919), Handel Middlebare School (Sekolah Menengah Dagang), Jakarta (1921), Gelar Drs dari Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)
Karir ~ Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919), Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921), Ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda (1925-1930), Wakil delegasi Indonesia dalam gerakan Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-1931), Ketua Panitia (PNI Baru) Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935), Kepala Kantor Penasihat pada pemerintah Bala Tentara Jepang (April 1942), Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Mei 1945), Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (7 Agustus 1945), Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945), Wakil Presiden Republik Indonesia pertama (18 Agustus 1945), Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan (Januari 1948 - Desember 1949), Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan menerima penyerahan kedaulatan dari Ratu Juliana (1949), Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kabinet Republik Indonesia Serikat (Desember 1949 - Agustus 1950), Dosen di Sesko Angkatan Darat, Bandung (1951-1961), Dosen di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1954-1959), Penasihat Presiden dan Penasihat Komisi IV tentang masalah korupsi (1969), Ketua Panitia Lima yang bertugas memberikan perumusan penafsiran mengenai Pancasila (1975)
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.
Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta.
Masa Studi di Negeri Belanda
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.
Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia mengucapkan pidato inaugurasi yang berjudul "Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen"--Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan kekuasaan. Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk landasan kebijaksanaan non-kooperatif.
Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa.
PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.
Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres. Nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional.
Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu.
Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi "Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan" di Gland, Swiss. Judul ceramah Hatta L 'Indonesie et son Probleme de I' Independence (Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan).
Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama "Indonesia Vrij", dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka.
Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932.
Kembali ke Tanah Air
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya.
Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933).
Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.
Masa Pembuangan
Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.
Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup di Tanah Merah dan dia dapat pula membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti. Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Kumpulan bahan-bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul antara lain, "Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan" dan "Alam Pikiran Yunani." (empat jilid).
Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku, politik, dan lain-Iain.
Kembali Ke Jawa: Masa Pendudukan Jepang
Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.
Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia? Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri. Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944.
Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali."
Proklamasi
Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah pekerjaan itu selesai. mereka membawanya ke ruang tengah, tempat para anggota lainnya menanti.
Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang saja, Soekarno dan Mohammad Hatta. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk tangan riuh. Tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta.
Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Soekardjo Wijopranoto mengemukakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus merupakan satu dwitunggal.
Periode Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda.
Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum.
Kesukaran dan ancaman yang dihadapi silih berganti. September 1948 PKI melakukan pemberontakan. 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres ditawan dan diasingkan ke Bangka. Namun perjuangan Rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus berkobar di mana-mana. Panglima Besar Soediman melanjutkan memimpin perjuangan bersenjata.
Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana.
Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden.
Periode Tahun 1950-1956
Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno. Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”.
Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”.
Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu.
Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus.
Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek.
Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara.
Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.
Joe Satriani

Ian Antono

Balawan

MUSE

Sejarah
Pembentukan (1992-1997)
Pada tahun 1990-an awal, anggota-anggota Muse memiliki grup musik masing-masing di sekolah mereka. Pembentukan MUSE berawal ketika Matthew Bellamy yang berumur 14 tahun berhasil lulus audisi untuk masuk grup Dominic Howard. Ketika bassis mereka memutuskan untuk keluar, mereka meminta teman baik mereka, Chris Wolstenholme, untuk bergabung dan mempelajari gitar bass. Chris sempat menolak, tapi akhirnya memutuskan untuk bergabung. Band baru ini sempat banyak berganti nama, antara lain 'Gothic Plague', 'Carnage Mayhem', 'Fixed Penalty', dan 'Rocket Baby Dolls', sampai akhirnya menggunakan nama Muse yang dikenal sekarang. Urutan kronologis pergantian nama band ini tidak jelas, karena Muse memberikan informasi yang tidak konsisten pada wawancara-wawancara mereka.
Pada tahun 1994, masih dengan nama band 'Rocket Baby Dolls', mereka memenangkan kompetisi Battle of the Bands lokal.[2][3] Dan tak lama setelah ini, mereka mengganti nama menjadi Muse, berpindah dari Teignmouth dan mulai tampil di beberapa klub seperti Cavern di Exeter.[4]
E.P. dan Showbiz (1998-2000)
Setelah beberapa tahun membangun komunitas penggemar, Muse memainkan konser-konser pertama mereka di London dan Manchester. Band ini lalu bertemu dengan Dennis Smith, pemilik perusahaan rekaman Sawmills, yang bermarkas di Cornwall, Inggris.
Pertemuan ini akhirnya dilanjutkan dengan rekaman resmi pertama Muse, yaitu E.P. self-titled (berjudulkan nama band) yang menggunakan label Sawmills, Dangerous.[2] Lalu E.P. ke-2 mereka, Muscle Museum, meraih peringkat ke-3 pada tangga lagu indie dan mendapat perhatian dari jurnalis musik Inggris yang berpengaruh, Steve Lamacq, serta majalah musik mingguan Inggris, NME. Dennis Mills lalu membantu membangun perusahaan musik Taste Media, yang dibuat khusus untuk Muse (Muse menggunakan label ini untuk 3 album pertama mereka). Ini merupakan hal yang sangat menguntungkan untuk Muse karena mereka dapat mempertahankan keunikan musik mereka pada awal karir mereka.
Walaupun E.P. ke-2 mereka cukup sukses, banyak perusahaan rekaman Inggris tetap enggan mendukung Muse, dan banyak orang di industri musik menganggap musik Muse terlalu mirip dengan Radiohead sebagaimana halnya band-band baru asal Inggris lain saat itu. Namun, perusahaan Amerika Serikat Maverick Records mempromosikan Muse untuk tampil beberapa kali di Amerika Serikat hingga akhirnya mengontrak mereka pada tanggal 24 Desember 1998.[5] Sepulangnya dari Amerika, Taste Media mendapatkan kontrak untuk Muse di perusahaan-perusahaan rekaman di Eropa dan Australia. John Leckie, yang menjadi produser album untuk Radiohead, Stone Roses, "Weird Al" Yankovic dan The Verve, dijadikan produser album pertama Muse, Showbiz.[2][3]
Peluncuran album ini diikuti dengan penampilan pendukung pada tur band Foo Fighters dan Red Hot Chili Peppers di Amerika Serikat. Pada tahun 1999 dan 2000, Muse bermain pada beberapa festival musik di Eropa dan Australia, dan mengumpulkan banyak penggemar baru di Eropa Barat.
Origin of Symmetry dan Hullabaloo Soundtrack (2001-2002)
Album ke-2 mereka, Origin of Symmetry, dengan John Leckie sebagai produser, berisikan musik yang lebih berat dan gelap, dengan suara bass yang dalam dan terdistorsi. Muse bereksperimen dengan alat-alat musik yang tidak biasa digunakan, seperti organ gereja, Mellotron, dan peralatan drum tambahan. Muse lebih banyak mengandalkan suara tinggi Bellamy, dengan alunan arpeggio gitar dan permainan piano yang terdengar jelas, yang terinspirasi dari gerakan Romantisme khususnya musikus Rusia Sergei Rachmaninoff dan Tchaikovsky. Beberapa lagu seperti "Space Dementia" memiliki unsur klasik yang lebih kental oleh musik Rachmaninoff. Bellamy juga menyatakan adanya pengaruh dari gitaris ternama Jimi Hendrix dan Tom Morello (gitaris Rage Against The Machine dan Audioslave) dalam melodi gitar pada beberapa lagu terakhir dalam album ini.[6] Terdapat pula daur ulang dari lagu "Feeling Good", yang aslinya dibuat oleh Anthony Newley dan Leslie Bricusse dan dipopulerkan oleh Nina Simone.
Origin of Symmetry memperoleh penilaian yang beragam dari berbagai kritikus musik. Dean Carlson dari Allmusic menilai permainan Muse terlalu menyerupai Radiohead, dan menganggap lagu-lagu mereka terlalu berlebihan dan sulit diterima."[7] Sebaliknya, Roger Morton dari NME memberikan nilai 9/10 untuk album ini, mengomentari sisi yang gelap dan berani dari Muse, bahkan menilai bahwa Bellamy lebih 'gila' dari Thom Yorke, vokalis Radiohead.[8] Album ini berpotensi untuk membuat Muse semakin terkenal di Amerika Serikat, tapi Maverick tidak setuju dengan gaya vokal Bellamy yang dianggap tidak cocok untuk penyiaran radio dan meminta MUSE untuk mengubah beberapa lagu mereka sebelum dirilis di Amerika Serikat. Muse menolak permintaan ini dan meninggalkan perusahaan rekaman Maverick, yang mengakibatkan tidak dirilisnya album Origin of Symmetry ini di Amerika (album ini akhirnya dirilis di daerah tersebut pada 20 September 2005, setelah Muse menjalin kontrak dengan Warner).
Penampilan Muse selama promosi album Origin of Symmetry berhasil menarik banyak pengemar dan membangun reputasi Muse sebagai band dengan penampilan live yang luar biasa. Reputasi ini membawa Muse untuk merilis Hullabaloo Soundtrack, DVD yang berisi penampilan mereka di Le Zenith di Paris,Perancis pada tahun 2001. Lalu secara bersamaan, mereka juga merilis album ganda yang berisi B-side dan rekaman dari penampilan di Le Zenith. Album ganda single A-side juga dirilis, dengan dua lagu baru yaitu "In Your World" dan "Dead Star", yang berbeda dengan gaya opera lagu-lagu lain pada Origin of Symmetry.
Pada edisi Februari 2006 majalah Q Magazine, album Origin of Symmetry berhasil menempati peringkat ke-74 pada daftar 100 album terbaik sepanjang masa menurut penggemar.
Personil band
- Matthew Bellamy – vokal, gitar, piano, keyboard, synthesizer.
- Christopher Wolstenholme – bass, vokal pendamping, keyboard, synthesizer.
- Dominic Howard – drum, perkusi
Personil tambahan
Berikut personil tambahan yang sering muncul pada beberapa penampilan konser Muse:
- Morgan Nicholls – keyboard, vokal pendamping, bass, ukulele (2004, 2006 - sekarang).
- "the Trumpet Man" Newell – terompet (2006 - sekarang)
Dream Theater

DREAM THEATER adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di dunia saatini. Didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci dan John Myung, mereka telah merilisdelapan album studio, empat rekaman live dan satu album pendek (EP). Album pertama mereka, When Dream And Day Unite direkam dengan Charlie Dominicisebagai vokalis dan Kevin Moore sebagai pemain keyboards. Dominici berusia jauh lebih tuadaripada anggota lainnya dan ingin memainkan musik yang lain, sehingga ia kemudiankeluar dari grup. Mereka kemudian mencari pengganti yang ideal selama 2 tahun sampaiakhirnya bertemu dengan James LaBrie, vokalis dari Kanada melalui audisi. album Train Of Thought yang Bersama LaBrie mereka merekam Images And Words yang melambungkan nama merekake jajaran internasional dengan hit “Pull Me Under” dan “Another Day”. Awake adalahterakhir mereka dengan Moore yang kemudian digantikan oleh Derek Sherinianuntuk album Falling Into Infinity. Pada akhirnya Sherinian juga digantikan oleh Jordan Rudess dan formasi ini masih bertahan sampai hari ini. Mereka telah meluncurkan album konsep Metropolis 2: Scenes From A Memory dan album ganda Six Degrees Of Inner Turbulence. Pada tahun 2003 mereka memutuskan untuk merekam album non-konsepsangat dipengaruhi oleh grup thrash metal seperti Metallica. Album terbaru mereka yang berjudul Octavarium dikeluarkan pada tanggal 7 Juni 2005 dan selain merupakan album studio kedelapan juga mengandung delapan lagu. Dream Theater Radio City Music Hall,US. Setelah Dream Theater meluncurkan album Live mereka dalam memperingati 20 tahunterbentuk yang berjudul Score yang direkam pada tanggal 1 April 2006 diMereka kembali bersiap meluncurkan album ke sembilan merekadengan membawa bendera label record baru yaitu RoadRunner Records, mereka telahmerampungkan album Systematic Chaos yang berisi 8 lagu dan akan diluncurkan padatanggal 5 Juni 2007 di US.
Sejarah
John Chris Collins Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassisMyung memutuskan untuk membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luangmereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemuseorang pemain drum, Mike Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee, dan setelah duahari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petrucci bertanyakepada teman band, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dia setuju, dan ketikadiajak untuk menjadi vokalis, band tersebut sudah komplit. Majesty. “majestic”. Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan namaMenurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untukkonser Rush di Berklee Performance Center ketika mendengarkan Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangatPada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuksebuah band, dan tetap bagus sampai sekarang. Pada saat - saat tersebut, Portnoy, Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliahmereka, juga dengan kerja paruh waktu dan mengajar. Jadwal mereka menjadi kiat ketatsehingga mereka harus memutuskan antara mengejar karir di bidang musik ataumengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluardari Berklee untuk berkonsentrasi di karir musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini didokumentasi DVD Score, berkata bahwa saat tersebut sangat susah untuk meminta kepadaorang tuanya untuk pergi ke sekolah musik. Dan lebih susah lagi untuk menyakinkan orangtuanya agar ia boleh keluar dari sekolah. band Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia, untuk berkonsentrasi dengantersebut.
Karakteristik penulisan lagu
label Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen denganrekaman mereka sendiri. Dimulai dengan Train of Thought, Dream Theater sudah memulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepadapeminat yang lebih fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut “nugget”) tersembunyi di “In the Name of God”, yang merupakan sandi morse dari “eat my ass and balls” (makan pantatku dan penisku), yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak peminat - peminat Dream Theater mulai berusahamenemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi peminat biasa.
Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:
- Suara dari fonograf di akhiran dari “Finally Free” di album Scenes from a Memory adalah suara yang sama di awalan “The Glass Prison” di album berikutnya, Six Degrees of Inner Turbulence. Dan akhiran kunci terakhir di “As I Am” sama dengan kunci yang digunakan di album selanjutnya, Train of Thought. Juga, not piano yang dimainkan di akhiran “In the Name of God” di ‘Train of Thought adalah not yang sama dengan pembukaan “The Root of All Evil” di album berikutnya, Octavarium.
- Tiga bagian dari “The Glass Prison” di Six Degrees of Inner Turbulence, dua bagian dari “This Dying Soul” di Train of Thought dan dua bagian dari “The Root of All Evil” di Octavarium menunjukkan tujuh poin pertama dari dua belas poin - poin di program Alcoholics Anonymous oleh Bill Wilson, yang mana program itu diikuti oleh Mike Portnoy. Ia juga berkata bahwa ia akan membuat lagu - lagu lain yang memuat lima program lainnya, yang akan ditujukan untuk Wilson
- Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian - bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan. Contohnya, lagu “6:00″ dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini bisa juga ditemukan di “Peruvian Skies”, “Blind Faith” dan “Endless Sacrifice”
- Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya Tema lagu “Wait for Sleep” muncul di “Learning to Live” (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di “Just Let Me Breath” (menit 3:39 dan 5:21). Tema lagu “Learning to Live” muncul di “Another Day” (menit 2:53). Tema lagu “Space-Dye Vest” digunakan beberapa kali di album Awake. Tema pembukaan dari “Erotomania” digunakan di “Voices” di Awake (menit 4:51). Satu dari melodi - melodi di “Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)” diulang di chorus kedua di “Home” dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari “Metropolis Pt 1″ just digunakan di “Home”. Pada dasarnya, keseluruhan album “Scenes From A Memory” penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari “Metropolis Pt 1″ dan “The Dance of Eternity” sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut. Bagian - baguan dari tiap lagu di album “Octavarium” telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, “Octavarium”.
- Six Degrees of Inner Turbulence, studio album ke enam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, studio album ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, studio album ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.
- Lagu “Octavarium” dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan mendatang tidak akan diawali dengan akhiran “Octavarium”
Bullet For My Valentine

Ya, Bullet For My Valentine. Dendang 'laki-laki' yang diciptakan BFMV terdengar mirip sekali dengan genre metal sekitar tahun 80 - 90'an. Sebut saja yang cukup familiar yakni metalica, kemudian saudara tua yang juga sebagai bapak musik metal Iron Maiden lalu beberapa deretannya ada Slayer dan masih banyak lagi band-band metal yang saat itu muncul.
BFMV telah mengadopsi genre musik ini, boleh diakui bahwa mereka pintar untuk membuat sebuah lagu, meskipun lagu yang tercipta bisa jadi adalah sebuah kombinasi terapan yang pernah di dengungkan beberapa tahun lalu. Tapi ngga masalah, wong ngga njiplak, kalau njiplak kayak D'Masive, atau si.... wah pokoknya itulah..., itu baru kurang asyik. Tapi ini cukup asyik.
Tapi ngga bisa dipungkiri juga kalau beberapa note atau bar yang digunakan sangat jelas mengadopsi beberapa pemusik lawas, itu maklum, ngga dalam hitungan 7 bar full note. Tapi ngga tau juga kalau tiba2 ada yang mengklaim bahwa BFMV ini ada salah satu lagu yang menjiplak, tapi tetep, asyik punya...
Tak cuma itu, kekosongan sebuah band dengan alunan musik metal murni tanpa dominasi tekno cukup jarang terdengar, tepat jika saat ini BFMV hadir dengan alunan metal tanpa dominasi tekno. Dari sisi singkup dan komposisi lagu, Anda akan bisa sedikit bernostalgia dengan musik metal beberapa tahun lalu atau 'jaman dulu'.
Apalagi lansiran teranyar dan menjadi hit list mereka yakni Scream Aim Fire. Sangat kental dengan ritme metal. Tak terlalu berat namun beat yang tersuguhkan cukup membuat salah satu anggota badan Anda bergoyang, mengikuti hentakan musik, bisa dibuktikan bung!.
Kemudian, Waking The Demon, permainan interlude Michael "Padge" Paget sebagai penggitar cukup membuat saya terkesima karena alunan serta skills yang digunakan masih terasa 80-an. Ngga papa. itu oke kok. Pas dengan kecepatan alunan, ada power picking, kemudian handling serta typing yang seluruhnya digunakan untuk lebih memperkuat aura metal dalam lagu tersebut.
Sang penambuh drum Michael "Moose" Thomas, juga tak mau ketinggalan, kecepatan kaki untuk memberikan dentuman ganda dari bass drum terdengar padat. Ia memilih untuk menggunakan double bass drum dalam
setiap pertunjukan, Anda bisa dengan suara kick yang dihasilkan, pulen bro! (nasi kali pulen!!). Jason "Jay" James sebagai pencabik bass juga tak kalah hebat, ia mampu memadankan beat 1/8 hingg 1/16, alhasil lagu yang tersaji terasa padat dan terasa menghentak akibat aksi padu padan Jay dan Moose.
Sayangnya, dalam dari 3 lagu yang telah saya dengan permainan Jason James sang pencabik bass tak terlalu menonjol, hanya sebagai penjaga beat saja, tapi ini tak masalah mengingat kegarangan sisipan teriakan sang vokalis Matthew "Matt" Tuck dalam setiap lagi membuat BFMV lebih hingar bingar.
Menurut kuping saya, ini adalah pemusik jaman sekarang yang masih mengadopsi atau mengemban misi metal murni yang mengandalkan speed skill dalam bermusik serta power. Sa'ik sob..!
Biografi
Entah jadi main atau engga, pasalnya baner AS (paman sam) kan saat ini sedang sensitif banget, apalagi band ini memang berasal dari negeri sahabat israel yang saat ini tengah membabi buta ngebom di gaza, palestina. Tapi terlepas dari itu, kiprahnya di negara sendiri album yang terjual mencapai 350 ribu copy.
Tak hanya di negara sendiri, sejak tahun 2006 band ini mengambil negara inggris serta eropa sebagai masa promosi dengan menggandeng beberapa band metal papan atas seperti metalica dan iron maiden. Wah, kalo gitu pantes dong alirannya sepadan, pertama jadi anak bawang sekarang..., jadi anak metal beneran!
Pada tahun yang sama, 2006 BFMV meraih 'golden god awards' sebagai band inggris terbaik dan singgle terbaik pada event tahunan yang digelar yakni The 2006 Kerrang! pada lagu 'Tears don't Fall'.
Setelah starting awal tahun 2007 menembus pasar dunia, keberhasilannya berbuah manis hingga pada tanggal 29 januari 2008 album Scream Aim Fire ditarik oleh Sony BMG, dan 11 track yang dimiliki dibuat ulang yang dibantu oleh Colin Richardson, pentolan Funeral For a Friend) di El Paso.
Diskografi
BFMV sepertinya bukan lagi sebagai band kacangan di eropa beberapa deret jejak rekam yang telah ditelurkan bukan hanya bisa dihitung dengan jari tangan, sekitar 19 album baik itu adalah sebuah single album, re-mix atau re-issue, lalu istilah lainya untuk menggeber pasar bisa dibuktikan bahwa band ini termasuk sebuah band yang rajin membuat sebuah karya untuk didengarkan oleh para metal listners.
Keluaran terakhir yakni Scream Aim Fire adalah album yang tampaknya menjadi sebuah tonggak untuk BFMV di kancah musik metal dunia, dalam album terakhir terdapat 11 lagu yang seluruhnya memiliki musikalitas yang 'all out'. Berikut adalah jejeran tembang baik CD serta Video yang telah dibuat sebagai pembuktian mereka;
SCREAM AIM FIRE
1. Scream Aim Fire
2. Eye Of The Storm
3. Hearts Burst Into Fire
4. Waking The Demon
5. Disappear
6. Deliver Us From Evil
7. Take It Out On Me
8. Say Goodnight
9. End Of Days
10. Last To Know
11. Forever And Always
Scream Aim Fire (single)SCREAM AIM FIRE (SINGLE - CD1)
1. Scream Aim Fire
2. Forever And Always (acoustic)
SCREAM AIM FIRE (SINGLE - 7" 1)
1. Scream Aim Fire
SCREAM AIM FIRE (SINGLE - 7" 2)
1. Scream Aim Fire
2. Crazy Train
The Poison - Live at BrixtonTHE POISON - LIVE AT BRIXTON DVD
1. Intro
2. Her Voice Resides
3. 4 Words
4. Suffocating
5. All These Things I Hate
6. The Poison
7. Spit You Out
8. Cries In Vain
9. Just Another Star
10. Tears Don't Fall
11. No Control
12. Hand Of Blood
13. The End
Anda tentu ngga bisa mendengarkan semuanya tapi jangan kuatir, tak
lama lagi Anda akan mendengar gelegar kebisingan yang dilantunkan oleh
band metal ini, oke guy's, selamat menikmati musiknya..., jangan lupa
headbanger-nya!