tag:blogger.com,1999:blog-83177918880734546512024-03-26T07:14:27.183+07:00Falling Into Infinitethe boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-62471261871703089012009-12-31T21:11:00.004+07:002009-12-31T21:24:02.786+07:00Mike Portnoy named in top 50 DRUMMERS OF ALL TIME (2009)<div class="fullpost"><div class="fullpost">Rhythm Magazine out of the UK took a poll of its readers for the 50 greatest drummers of all time. As Mike said here:<br /></div><div class="fullpost"><br /></div><div class="fullpost"></div><blockquote><div class="fullpost">When I saw the October 2009 issue of UK's Rhythm Magazine with the '50 Greatest Drummers of All Time' reader's poll on the cover, I must admit I was curious to open it up and see if I had made the Top 50...<br /></div><div class="fullpost">Well, after quickly scanning through the 40's, 30's and 20's and not seeing my name, I was beginning to sadden that perhaps I didn't make the cut.... : (</div><div class="fullpost">But then I read on and was surprised to eventually find myself all the way at the top of the list at #5!</div><div class="fullpost" style="text-align: center;">Thank you to all the drummers that voted me into such a prestigious poll....</div><div class="fullpost" style="text-align: center;">I am truly flattered and honored to be held in such high regard with some of my greatest drumming heroes!<br /></div><div class="fullpost" style="text-align: center;">Thanks for all the love :)</div><div class="fullpost" style="text-align: center;">Mike Portnoy</div></blockquote><div class="fullpost" style="text-align: center;"><blockquote></blockquote></div><div class="fullpost" style="text-align: left;">The top 5 were...</div><div class="fullpost" style="text-align: left;"><ol><li>John Bonham</li><li>Buddy Rich</li><li>Keith Moon</li><li>Neil Peart</li><li>Mike Portnoy</li></ol><div>taken from <a href="http://www.roadrunnerrecords.com/news/Mike-Portnoy-Named-in-Top-50-Drummers-of-All-Time-20590.aspx">roadrunnerrecord.com</a></div></div><div class="fullpost" style="text-align: center;"></div></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-83456877806958784922009-12-29T13:10:00.003+07:002009-12-29T13:21:39.642+07:00Sejenak Bersama Seorang Pahlawan<div class="fullpost"><p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Teeeeet….teeeett!!!”. suara klakson mobil yang melaju pelan hampir saja menyenggol tubuhku yang menyelinap diantara kendaraan yang sedang macet. Aku terus berlari kecil, tak kuhiraukan omelan sopir angkot yang merasa terganggu ketika aku melintas di depan mobilnya. Sesekali aku melirik casio yang melingkar ditangan kiriku. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Ah mudah-mudahan tidak telat.” fikirku. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Hari itu aku berencana pergi menghabiskan liburan akhir tahunku di tempat familiku di daerah Cilacap. Kroya, nama kota kecil yang kutuju. Kota yang telah lama sekali tidak aku kunjungi. Walaupun dulu aku juga bukan orang yang terlalu sering mengunjungi kota ini. Seingatku baru duakali Aku mengunjunginya. Pertama aketika aku masih kelas empat SD dan kedua ketikaku kelas dua SMU. Kini… aku telah kuliah tingkat empat. Ya waktu yang cukup lama. Astagfirullah.. mudah-mudahan Alllah mengampuniku, sepertinya aku termasuk orang yang terlalu menyibukan diri dan jarang bersilaturahmi kepada sanak famili. Aku masih teringat ketika pertama kali berkunjung ke kota ini, memang tidak ada yang eneh, paling-paling pantai Widarapayung dan pantai Srandil, bagi orang lain yang sering bepergian tempatnya mungkin tidak terlalu indah tapi bagiku tidak. Semua pantai indah sepertihalnya pantai -pantai lain yang terkenal dan telah memperoleh sentuhan dari para investor. Ya bagiku yang tinggal di daerah yang jauh dari laut, semua pantai adalah indah, tanpa terkecuali kedua pantai itu. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Alhamdulillah keretanya belum berangkat.” Gumanku dalam hati.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Tiketnya satu Mbak.” Kataku kepada wanita petugas loket tiket perjalanan. Biasanya aku jika memasuki tempat yang jarang aku datangi, aku selalu menyempatkan diri melihat-lihat di sekitarnya.Tapi kali ini karena telat, tanpa basa-basi aku langsung membeli tiket kereta perjalanan kelas Rakyat …kelas ekonomi. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Suasana stasiun Kereta Kiaracondong tampak dijejjali oleh para penumpang dan pedagang asongan. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Bergegas aku memasuki pintu masuk Stasiun dan menyodorkan potongan kertas kecil tiket kepada salah seorang penjaga pintu masuk. “Maaf Pak ,,kereta yang ke Kroya yang mana?” tanyaku agak bingung, sebab didepanku ada dua kereta yang siap berangkat. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Itu di jalur tiga, cepat naik sepertinya mau berangkat!” jawab petugas pintu itu sambil menunjuk kereta yang dia katakana. Lengkingan suara lokomotif tanda kereta akan segera diberangkatkan terdengar begitu keras memekakan telinga. Aku segera meloncat menaiki gerbong kedua. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Nak disini…!” kata seorang Bapak tua yang tempat duduknya berada hanya beberapa meter dari tempatku berdiri. Aku menghampirinya dan mengambil tempat duduk tepat disisi jendela. Sambil tersenyum kuucapkan terima kasih. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Alhamdulillah akhirnya dapat tempat duduk juga,” aku bersyukur dalam hati. Sesaat Aku memperhatikan suasana dalam gerbong kereta tempat ku berada. Suasana memang agak terlihat kumuh. Para pedagang asongangan berlalu lalang disepanjang gerbong kereta menawarkan dagangannya. Ada yang menawarkan dengan lemah lembut, ada yang setengah memaksa, ada juga seperti orang butuh ngak butuh sama pembelinya, mungkin dia sudah cukup capek menjajakan jualannya. Beberapa pengemis dan pengamen juga terlihat ikut berbaur degan para pedagang. Maklumlah kereta kelas ekonomi. Kereta buat rakyat kecil yang tidak mampu. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Hai kamana wae yeuh? (kemarin kemana aja nih?)” teriak salah seorang pedagang dengan logat sundanya yang kental ketika berpapasan dengan teman seprofesinya. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Eh…kamarimah pere’ heula cape’ (kemarin libur dulu nih)”. jawab si pedagang yang ditanya sambil tetap mengasong-asongkan dagangannya kepada para penumpang. Sesekali aku tersenyum dalam hati melihat tingkah laku para pedagang dan penumpang yang saling tawar menawar harga atau gerutuan penumpang yang meras terganggu oleh para pedagang. …yah pemandangan orang kecil yang tidak pernah aku temui dikampus. Sepertinya benar apa yang pernah dikatakan salah seorang ustadz bahwa sesekali kita sebaiknya bepergian ketempat lain agar kita tidak merasakan kejenuhan hidup. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Jeruknya Pak ,mas!” tawar seorang padagang asongan menawarkan buah jeruk yang didagangkannya. “Ndak pak” jawab laki-laki disampingku . Aku hanya tersenyum dan mengangkat tanganku setengah, menandangan penolakan secara halus atas tawaran padagang tersebut. Padagang yang usianya sepertinya sudah cukup tua itu hanya balik tersenyum. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Ini manis lho mas, boleh coba dulu kalau mas nggak percaya”. Tawar lelaki itu kembali untuk meyakinkanku dengan logat jawanya yang kental. Tanganku menerima beberapa potongbuah jeruk yang dia tawarkan dan memakannya. Setelah menanyakan harga segera aku mengeluarkan uang untuk membayarnya. Sebenarnya Aku ingin membeli jeruk yang tawarkan oleh laki-laki tua itu bukan karena aku ingin makan buah jeruk, tetapi lebih kepada perasaan ibaku melihat kondisi fisik lelaki tua itu. Lelaki tua berjalan pincang dengan bola mata kirinya yang tampak pemutih tanda sudah tidak bisa lagi dipakai untuk melihat. Guratan wajah tuanya sepertinya menampakan banyaknya pengalaman hidup. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Priiiiiit…….priiiiiiiit “. terdengar suara peluit petugas pemberangkatan, diikuti oleh lengkingan suara lokomotif. Sementara information center juga memberikan pengumuman bahwa kereta ekonomi jurusan kroya segera di berangkatkan. Beberapa pedagang asongan segera berhamburan keluar dari pintu gerbong, sementara yang lain tanpa terpengaruh sedikitpun tetap menjajakan dagangannya. Aku perlahan mengucapkan basmalah bersamaan dengan Kereta yang mulai melaju. “Bismillahirrahmaanirrahiim…..” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">***</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Gesekan besi baja roda dengan rel kereta seakan menjadi nada-nada lagu unik yang tengah aku nikmati. Suaranya seakan ikut mengiringi fikiranku yang tengah mengagumi indahnya pemandangan alam selepas kota Bandung. Hamparan sawah, kolam ikan serta rawa-rawa dan hutan hijau seolah-olah saling berbicara satu sama lainnya. Sepertinya waktu itu aku lupa kalau kota Bandungku sering dihiasi oleh kesumpekan orang-orang yang memadati mall-mall serta jalanan yang kini kian tambah macet disana-sini. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Nak</span></span></span><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">,</span></span></span><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> mau kemana?” suara seorang laki-laki yang duduk di samping membuyarkan fikiranku yang tengah menerawang jauh.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Ooh.. mm.. mau ke Kroya pak. Bapak mau kemana?” jawabku singkat, sambil balik bertanya sekedar menutupi rasa kagetku. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Saya mau ke Sidareja. Liburan!? Mau kesiapa? baru pertama naik kereta ya?“ kembali lelaki itu bertanya, kali ini beberapa pertayaan langsung seakan ingin menghapus di kesunyian diantara penumpang lain yang ada didepan kami. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Iya pak saya sudah lama tidak naik kereta. Saya mau liburan dirumah Pak le</span></span></span><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">’</span></span></span><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">saya di Kroya” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku akhirnya larut dengan obrolan bersama lelaki itu, bahkan dua penunpang lain yang ada di depan kami ikut menimpali pembicaraan kami. Kami membucarakan banyak hal seputar sulitnya perekonomian di negara ini hingga ke masalah politik. Aku sebenarnya enggan membicarakan masalah-masalah tersebut. Jenuh. Itukan sudah sering aku bicarakan dikampus. Tapi aku mencoba tetap mengikuti pembicaraan sekedar untuk menghargai sesama penumpang. Sesekali aku menengokan kepalaku ke luar jendela untuk melihat pemandangan alam. Dalam sebuah lengkungan belokan aku bisa melihat ujung belakang kereta yang kunaiki. Berulangkali aku bertasbih mengagumi indahnya ciptaan ilahi. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">***</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Suasana senja mulai menghiasi pemandangan diluar. Kereta yang kutunggangi masih tetap melaju sambil sesekali meringkik berbunyi. Suasana pedesaan jawa tengah mulai terlihat. Sepertinya kereta api yang ku naiki telah melalui perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Aku menikmati betul suasana pergantian siang dan malam di luar sana. Guratan lembayung serta lampu-lampu rumah mulai menghiasi alam diluar. Suasana di dalam kereta sedikit sepi. Mungkin para pedagang pun tahu kalau waktu sesaat lagi akan memasuki waktu maghrib. Sebagian penumpang juga sudah banyak yang turun di stasiun-stasiun kecil yang tadi dilalui. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Alhamdulillah…” tanpa terasa bibirku mengucapkan kalimat hamdhalah ketika suara adzan maghrib mulai terdengar dari segenap penjuru pandang yang kutatap. Tiba-tiba aku teringat masjid kecil disamping rumahku yang biasa aku datangi pada saat petang seperti ini untuk shalat maghrib. Ah sepertinya aku harus men-jama</span></span></span><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">’</span></span></span><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">shalat maghribku. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Lampu-lampu didalam ruangan gerbong satu persatu mulai menyala. Kini tinggal aku duduk sendiri diantara dua buah bangku kereta yang saling berhadapan. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Turun dimana mas?”</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku agak terperanjat mendengar suara berat menyapaku. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Mm... turun di Kroya pak. Bapak turun dimana?” pertanyaan konyol sebenarnya, sebab aku tahu sebenarnya yang bertanya padaku adalah laki-laki tua yang tadi sore menawarkan jeruk dagangannya, hanya saja karena kaget sehingga pertanyaan itu yang keluar dari mulutku. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Ooh.. saya.. saya turun dimana kereta ini berhenti.” Laki-laki tua itu kemudian duduk dibangku seberang ,disamping tempat dudukku, sambil meletakan dus yang berisi beberapa buah jeruk lagi, laki-laki tua itu kembali bertanya “Mas baru datang kesini ya?”</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Iya pak saya sudah lama tidak main ke Kroya. Saya dari Bandung pak. Bapak asli mana?” aku menjawab dan balik bertanya seolah tidak mau kalah supel. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Saya asli dari Kroya, lengkapnya lahir dan besar di kroya dan tua di kereta...” Laki-laki tua itu menjawab pertanyaanku dengan diakhiri kekeh tawanya. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Bapak sudah lama berjualan di kereta?” aku tertarik dengan jawaban singkatnya.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Sudah sepuluh tahun bapak berjualan di kereta ya sekedar untuk mencari makan. Kadang siang bapak baru menemukan makan, kadang bahkan sampai malam. Tapi itulah... yah namanya juga hidup. Semuanya butuh perjuangan”. Laki-laki tua itu kembali terkekeh. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku terus menyimak cerita-cerita laki-laki tua itu. Sesekali aku mengagguk-anggukan kepalaku. Sorot matanya kanannya terlihat tajam menerawang jauh. Seakan ingin menembus waktu yang telah ia lalui saat ini. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Dari ceritanya aku mengetahui bahwa laki-laki tua ini dahulunya adalah seorang rakyat sipil yang pernah ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan dari kaum penjajah. Ia bercerita betapa beratnya hidup yang harus dijalani ketika itu. Meskipun dia bukan tentara, dia rela mangorbankan hidupnya untuk turut bergerilya bersama para pejuang untuk mengusir para penjajah. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku larut dalam cerita yang dibawakan oleh laki-laki tua itu. Fikiranku seakan ikut masuk kedalam fikirannya, menerawang jauh kemasa dimana negeri ini tengah mengalami penjajahan. Diam-diam aku mengagumi sosok tua disampingku yang tanpa pamrih telah berjasa besar pada negeri ini.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Pikiran Bapak waktu itu adalah bukan kepada uang dan jabatan. Tapi Bapak lebik memikirkan bagaimana secepat mungkin negeri ini bisa merdeka.” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku semakin tertarik dengan cerita-cerita heroik yang diceritakannya. Ia mengatakan bahwa mata kirinya yang buta adalah akibat dari pecahan logam bom yang dijatuhkan dari pesawat sekutu. Begitu pula kaki kanannya yang saat ini tidak bisa dipakai berjalan dengan normal adalah akibat dari lemparan granat seorang ketika sedang melakukan sebuah serbuan ke sebuah markas tentara sekutu. Ia bahkan mengaitkan bahwa kehidupannya yang lekat dengan kereta api. Waktu itu ia sering berpindah-pindah mengungsi dengan kereta api untuk menghindari tentara sekutu, bahkan disekitar stasiun kereta Kroya, dahulu tentara sekutu sering menjatuhkan bom-bom pesawatnya.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Lalu mengapa bapak sekarang hanya hidup dengan berjualan jeruk di kereta api? Apakah tidak ada penghargaan dari pemerintah atas perjuangan bapak? Apa bapak tidak pernah menuntutnya?” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Saking semangatnya aku memberondongkan pertanyaan kepada laki-laki tua itu. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Sesaat hening terasa. Aku merasa agak bersalah. Takut kalau-kalu pertanyaanku terlalu menyelidik. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“ Dulu banyak teman-teman bapak dari kalangan rakyat kecil yang pernah ikut berjuang diberikan penghargaan oleh pemerintah dengan dimasukan sebagai anggota militer. Tapi Bapak.... entahlah. Waktu itu nama bapak bukan yang termasuk kedalam daftar panggil yang akan diberi penghargaan. Biarlah mas.. waktu itu bapak sudah cukup senang bisa melihat bangsa ini merdeka.” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku terdiam mendengar jawaban laki-laki tua itu. Hatiku pun kini cukup miris jika mengingat pergaulan dan tingkah laku remaja saat ini yang tidak lagi mewujudkan rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diberikan oleh Allah. Mereka kebanyakan hanya menghabiskan waktu hanya untuk nongkrong-nongkrong di mall, tawuran atau berfoya-foya di dalam pesta yang bernuansakan kemaksiatan. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Bagaimana dengan keluarga bapak saat ini?” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku bertanya lirih. Takut kalau pertanyaanku kembali menyinggung perasaannya. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Laki-laki tua itu menarik nafas dalam-dalam. Aku tahu walaupun ruangan gerbong saat itu tidak terlalu terang oleh cahaya lampu, tapi aku bisa melihat sekilas kilapan air bening yang meleleh di ujung sela matanya. Tanpa terasa mataku ikut berkaca-kaca. Haru.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Bapak dulu mempunyai keluarga. Istri bapak seorang pedagang sayuran dipasar mingguan. Anak bapak dua, laki-laki semua. Suatu saat dalam sebuah serangan udara, bapak mencoba berlari untuk menyelamatkan anak bapak yang masih kecil dari serang pesawat sekutu. Waktu itulah bapak berpisah dengan istri bapak yang pergi mengungsi dengan membawa anak bapak yang masih berusia tujuh tahun. Sementara anak yang paling kecil yang bapak bawa ternyata harus meninggal karena terserang diare.”</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Laki-laki tua itu diam sesaat sambil menyeka air mata dengan ujung bajunya. Ia terlihat ingin mencoba menenangkan dirinya.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“....Beberapa tahun kemudian bapak mendengar bahwa istri bapak juga meninggal dipengungsian akibat sakit TBC yang dideritanya. Sementara anak bapak yang dibawa olehnya kata salah seorang teman bapak telah diambil sebagai anak pungut oleh salah seorang warga keturunan china yang ikut mengungsi.” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Bapak tahu dimana anak bapak itu sekarang berada?”, aku bertanya singkat. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Bapak sudah mencari kemana-mana. Pernah suatu saat bapak mendengar bahwa warga cina yang memungut anak bapak itu kini tinggal di kota Cilacap. Bapak waktu itu langsung mencari alamatnya dan langsung mendatanginya.” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“ Bapak bertemu... ?” ucapku tanpa menyelesaikan pentanyaan. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Ya waktu itu bapak melihat seorang pemuda yang mirip sekali dengan bapak waktu muda......”</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Suara laki-laki tua itu terdengar menyerak menahan tangis. Aku mengusap air hangat yang satu persatu mulai membasahi pipiku. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“....bapak waktu itu tidak cukup kuat untuk mengatakan bahwa bapak adalah ayahnya. Bapak malah berkata bahwa kedatangan bapak hanya sekedar ingin menawarkan dagangan jeruk bapak.”</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Laki-laki tua itu mengakhiri ceritanya dengan tawa kekeh pelannya persis seperti yang pertama kudengar. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Sudahlah mas, bapak memang jarang menceritakan hal ini kepada orang lain. Bapak memang suka terbawa emosi kalau bercerita tentang masa lalu bapak. Biarlah......sekarang pun bapak telah cukup hidup dengan tenang...ini juga kan nikmat dari Gusti Allah yang harus bapak syukuri. Bapak sekarang ingin beristirahat dengan tenang” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku terdiam....laki-laki tua itu juga terdiam.... </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku tahu dari tarikan nafasnya, bahwa kata-kata terakhirnya tadi hanya sekedar untuk menenangkan dirinya. Tapi sesaat kemudian aku telah melihat laki-laki tua itu telah tertidur pulas. Mungkin dia capek setelah seharian berjalan diantara gerbong-gerbong kereta dengan membawa dagangannya. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Para penumpang tampaknya mulai terlelap dengan tidurnya. Kebanyakan diantara mereka sepertinya mempunyai tujuan yang sama denganku ke kota Kroya. Satu jam setengah lagi kereta ini akan tiba ditujuan terakhirnya. Kota Kroya. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">***</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Sebenarnya mataku tidak tertutup karena tertidur. Mungkin aku masih terpengaruh oleh cerita laki-laki tua disampingku. Sungguh baru pertama kali ini aku mendengar cerita yang mengharukan dari orangnya langsung. Dalam hati aku tertawa sinis jika mencoba membandingkannya dengan cerita-cerita cengeng remaja seputar tentang cinta yang suka ada di TV-TV. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Tooooooot….tooooooot” suara lokomotif kereta terdengar begitu keras. Aku segera berdiri mengambil tas ranselku yang kusimpan diatas rak tepat dimanan aku tadi duduk. Kulirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kiriku “ jam sembilan malam kurang lima...” </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Para penumpang satu persatu mulai menuruni gerbong kereta api, banyak diantara mereka yang langsung disambut oleh para tukang becak yang berebut membawa barang bawaan para penumpang. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Beberapa langkah menuju kepintu gerbong kereta aku teringat laki-laki tua yang tadi bercerita kepadaku. Aku membalikan tubuhku melangkah kearah laki-laki tua itu. Sekilas aku lihat tadi dia masih tertidur. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas ceritanya yang syarat dengan hikmah. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Pak-pak!, sudah sampai ...” aku mencoba menepuk pundak laki-laki tua itu. Tapi laki-laki tua itu tak sedikitpun bergerak. Fikirku mungkin dia sangat kelelahan sehingga tertidur pulas. Tapi perasaanku menjadi tidak enak ketika beberapa kali tepukan tanganku tidak memberikan reaksi apa-apa pada laki-laki tua itu. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">“Pak.. pak...!!!” tanganku kini memegang bahu laki-laki tua itu. Bahkan kini aku menguncang-guncangkan tubuhnya dengan keras sambil memegang tangan laki-laki tua itu. Tetap sepi..... </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Mataku memanas. Suaraku terasa berat. Aku mencoba menarik nafas menenangkan diri seraya mengucapkan “innalillahi wainna ilahi rajiuun”. Aku meletakan tas ransel yang tadi telah kugendong dan kemudian berlari kearah pintu gerbong untuk memanggil orang yang berada tidak jauk dari tempatku berdiri. Beberapa pedagang asongan dan penumpang lain yang masih ada di sekitar gerbong tempat aku berdiri memanggil segera berdatangan menghampiriku dan menaiki pintu gerbong tempat aku berdiri. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Setelah beberapa kali oarang-orang tersebut mencoba membangunkan laki-laki tua itu, mereka kemudian mengangkat tubuh laki-laki tua itu keluar gerbong. Diluar ternyata telah banyak orang berkerumun sekedar ingin mengetahui tentang apa yang terjadi. Sesaat walaupun aku tidak begitu mengerti akan bahasa percakapan mereka, aku bisa tahu bahwa mereka mengatakan laki-laki tua pedagang jeruk itu telah meninggal. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in"><span lang="IN" style=""><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Aku masih terduduk lemas ditepian jalur rel kereta. Mataku sedari dari telah lembab oleh air mata. Aku memang tidak begitu menghiraukan beberapaorang yang memperhatikanku. Sesaat aku berdiri mengambil tasku dan melangkah pergi. Selamat beristirahat dengan tenang... itukan yang kau katakan tadi sebelum tidur panjangmu. Biarkan orang lain mengatakan bahwa kau hanyalah seorang lelaki tua dengan kaki pincang dan mata buta sebelah....., tapi aku menganggapmu sebagai seorang pejuang sejati. Biarlah orang lain menganggapmu sebagai seorang laki-laki tua pedagang buah jeruk...., tapi aku menganggapmu sebagai seorang pahlawan sejati...... Tapi siapakah kau....siapakah kau pahlawan sejati............. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN" style=""><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Agus Nugroho (Kroya, Akhir tahun 2002) ~ Untuk para pahlawan...</span></span></o:p></span></p></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-69458954455002820432009-12-28T18:49:00.004+07:002009-12-28T19:12:42.983+07:00I Walk Beside You<div class="fullpost"><p class="MsoNormal"><span lang="IN" style=" mso-ansi-language:IN;font-family:Verdana;font-size:10.0pt;"></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">I WALK BESIDE YOU adalah sebuah lagu dari album Octavarium (Dream Theater, 2005). Lagu ini sedikit berbeda dari lagu Dream Theater yang lainnya, terutama pada unsur musiknya (mungkin karena terinspirasi dari band-band British seperti Coldplay, Keane, dll). Susunan kata pada liriknya pun sangat bagus. seperti berikut:</span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">There's a story in your eyes, I can see the hurt behind your smile, For every sign I recognize, Another one escapes me. Let me know what plagues your mind, Let me be the one to know you best, Be the one to hold you up, When you feel like you're sinking. </span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Tell me once again, What's beneath the pain you're feeling, Don't abandon me, Or think you can't be saved…</span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">I walk beside you, Wherever you are, Whatever it takes, No matter how far, Through all that may come, And all that may go, I walk beside you, I walk beside you.</span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Summon up your ghosts for me, Rest your tired thoughts upon my hand, Step inside the sacred place, When all your dreams seem broken, Resonate inside this temple, Let me be the one who understands, Be the one to carry you, When you can walk no further.<br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Tell me once again, What's below the surface bleeding, If you've lost your way, I will take you in… <br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">I walk beside you, Wherever you are, Whatever it takes, No matter how far, Through all that may come, And all that may go, I walk beside you, I walk beside you.</span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Oh… when everything is wrong, Oh… when hopelessness surrounds you, Oh… the sun will rise again, The tide you swim against will carry you back home, So don't give up… Don't give in… I walk beside you, Wherever you are, Whatever it takes, No matter how far, Through all that may come, And all that may go, I walk beside you, I walk beside you…<br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Klik link ini untuk mendownload lagu I Walk Beside You: </span></span><a href="http://www.indowebster.com/dream_theater_i_walk_beside_u.html"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Dream Theater - I Walk Beside You.mp3</span></span></a></p><div><br /></div><p></p></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-85354551785426367152009-12-27T19:41:00.005+07:002009-12-27T19:57:02.389+07:00Knowing (2009)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://garispang.files.wordpress.com/2009/06/knowing-movie-nicolascage.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 366px;" src="http://garispang.files.wordpress.com/2009/06/knowing-movie-nicolascage.jpg" border="0" alt="" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span><div class="fullpost"><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:verdana;font-size:13px;"><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Sutradara ~</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px; "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Alex Proyaz</span></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pemain ~</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Nicolas Cage, Rose Byrne, Chandler Canterbury, Lara Robinson, dan Ben Mendelsohn</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Bagaimana rasanya bila Anda bisa melihat apa yang tak terekam di mata orang lain, mendengar yang tidak didengar orang lain dan merasakan apa yang tidak dirasakan orang lain? Anda merasa sesuatu akan terjadi, tapi Anda tidak tahu itu apa. Apakah itu sixth sense atau halusinasi belaka?</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Gadis sekolah dasar di Massachusetts, pada tahun 1959, bernama Lucinda Embry, buta tentang masa depan. Namun dialah kunci prediksi kehancuran bumi alias kiamat.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Lucinda dikenal sebagai murid yang misterius, tampangnya menyedihkan, muram dan tak banyak bicara. Sosok terasing di kelas. Namun, dia punya rahasia yang membuat seluruh hidupnya penuh tanda tanya.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Suatu hari, sekolah Lucinda mengadakan acara mengubur sebuah kapsul waktu. Kapsul yang akan dibuka kembali 50 tahun kemudian itu penuh dengan amplop. Dalam amplop-amplop itu berisi gambar anak-anak era 50-an tentang masa depan.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Anehnya, bukan gambar yang dicoretkan Lucinda dalam kertas, melainkan angka acak. Dia menuliskan angka-angka dengan sangat cepat, sampai-sampai gurunya, Ms Taylor, merampas kertas itu. Jangan salah! Bukannya Lucinda maniak angka, dia hanya menulis menuruti bisikan-bisikan di telinganya yang tak terdengar orang lain.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Saat penguburan kapsul waktu, Lucinda tiba-tiba lenyap. Dia menghilang. Semua orang mencarinya. Petugas sekolah pun dikerahkan. Ms Taylor akhirnya menemukan Lucinda. Gadis kecil itu berada di lemari dalam kondisi mengenaskan, jemarinya berlumuran darah.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Tahun 2009, saatnya kapsul waktu diangkat dari kubur. Semua murid saling berebut amplop. Caleb, salah satu murid, mendapat amplop milik Lucinda. Awalnya, ayah Caleb, John Koestler menilai amplop itu hanya keisengan anak-anak masa lalu. Namun, Caleb coba meyakinkan, amplop itu mungkin saja berguna. Penasaran, John yang berprofesi sebagai seorang profesor itu kemudian menelaah setiap digit acak yang tertera dalam kertas tua tersebut.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Mengandalkan googling, John sadar angka-angka itu bukan angka biasa. Angka-angka itu tepat merujuk pada sejumlah tragedi yang memakan korban luar biasa, termasuk peristiwa naas yang merenggut istrinya, ibunda Caleb, hingga membuat John tidak percaya Tuhan.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Setelah hari itu, kehidupan ayah-anak tersebut berubah. Tinggal tiga musibah yang belum terjadi pada 2009. Bagaimana John mengatasi keadaan ini? Sementara Caleb yang tuna rungu sejak lahir harus mendengar bisikan-bisikan, sebagaimana yang didengar Lucinda. John khawatir sekaligus ketakutan, Caleb bakal jadi korban angka berikutnya. Tapi dia tidak mungkin melepaskan diri dari takdir ini. Setelah berjuang sekuat tenaga, menelusuri musibah serta menyusuri kembali jejak Lucinda Embry, John mendapatkan jawaban.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Knowing adalah sebuah novel karya Ryne Douglas Pearson, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk film di bawah arahan sutradara Alex Proyas. Film yang dirilis kali pertama pada 20 Maret 2009, ini akrab dengan nuansa thriller yang cukup suram. Boleh dibilang, hampir semua penokohan dalam cerita menguras emosi dan kegelisahan.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Inti dari pesan yang ingin disampaikan penulis agaknya tidak jauh beda dari film The Eye. Namun, film yang dibintangi Nicolas Cage ini unggul di tingkat kedalaman kisah. Betapa tidak, Pearson berani mengangkat sisi spiritualitas yang selama ini identik dengan dunia Timur. Dia menggabungkannya dengan derajat ilmiah, teknologi, dan pola pikir realistis ala dunia Barat. Tapi, Knowing bukanlah film hantu.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pearson sukses menyelundupkan ide sekaligus mendekonstruksi kebenaran tentang sejarah penciptaan alam semesta. Estetika berpikir penulis seakan membongkar paksa pemahaman individu terhadap realita dan kebenaran sejarah peradaban. Bahwa semua yang terjadi di dunia sudah tertulis, tercatat rapi: yang lahir, yang mati, yang datang dan yang pergi. Dan hanya ‘yang terpilih’-lah yang akan menciptakan generasi baru setelah memakan buah Khuldi.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Anda boleh percaya, boleh pula tidak. Karena ini cuma film, hanya cerita: rekonstruksi dari konstruksi atas realitas, yang bisa jadi Anda yakini, bisa pula tidak.</span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></div><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dikutip dari </span><a href="http://modelayu.com/resensi-film-knowing.html"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">modelayu.com</span></a></div></span></div></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-77696967909871670222009-12-22T10:09:00.001+07:002009-12-22T10:52:54.639+07:00Scenes From A Memory (Dream Theater, 1999)<div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:'Times New Roman';"><div style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 3px; padding-right: 3px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; width: auto; font: normal normal normal 100%/normal Georgia, serif; text-align: left; "><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Seorang pria bernama Nicholas, belakangan ini mendapat mimpi-mimpi buruk yang yang memperlihatkan gambaran seorang wanita bernama Victoria dan kejadian pembunuhan. Nicholas menemui seorang psikoterapist untuk menghipnotisnya ke alam mimpi dan melihat kehidupan wanita tersebut yang seakan sangat nyata seperti kehidupan miliknya sendiri. Setelah dihipnotis Nicholas mulai lebih jelas bahkan dapat berkomunikasi dengan wanita tersebut.<br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Wanita yang bernama Victoria tersebut ingin menyampaikan sesuatu kepada Nicholas, suatu kejadian tentang dirinya pada tahun 1928 yang belum terkuak kebenarannya. Nicholas merasa entah bagaimana kehidupan Victoria sangat terkait dengan kehidupan nyata yang dijalaninya. Maka dia bertekad menemukan kebenarannya lewat mimpi-mimpinya agar dapat hidup tenang lagi.<br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Pada mimpi selanjutnya Nicholas bertemu dengan seorang pria tua yang memberikan informasi bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap seorang wanita yang tak lain adalah Victoria yang belum terkuak kebenarannya sampai saat ini. Dari poin ini Nicholas mulai mengerti bahwa Victoria ingin Nicholas mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Kemudian Nicholas menemukan sebuah koran yang memberitakan pembunuhan Victoria. Seorang saksi mata bernama Edward bercerita bahwa dia menemukan sang gadis ditembak mati dan kemudian penembaknya yang bernama Julian bunuh diri. Diberitakan bahwa insiden itu terkait dengan cinta segitiga. Tapi ada hal aneh dimana Julian menulis kata-kata “rather kill himself than live without Victoria“, sedangkan di tangan Victoria ditemukan sebilah pisau. Nicholas semakin mengerti ceritanya tetapi tahu masih ada yang tidak beres. Ia mengunjungi makam Victoria dan entah kenapa merasa sangat sedih akan insiden yang dialami Victoria.<br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Mimpi selanjutnya menceritakan bahwa Julian dan Victoria saling mencintai, akan tetapi saat ini Victoria sedang menjalin hubungan dengan Edward kakak Julian. Victoria semakin menjauh dari Edward dan mulai terjadi perselingkuhan antara Victoria dan Julian. Victoria khawatir seandainya Edward tahu tentang hal ini dia akan berbuat nekat membunuh adiknya.<br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Pada suatu malam Edward mengikuti Victoria dan menemukan dia bersama Julian sedang bercinta. Edward langsung kalut dan mencabut pistol. Julian dan Victoria berusaha melarikan diri dan Julian menghunus sebilah pisau. Akhirnya Edward menembak mati Julian dan Victoria. Sebelum menembak mati Victoria Edward berkata : </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">“OPEN YOUR EYES VICTORIA!!!“</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">. Kemudiani Edward yang seorang politikus ternama pada zaman itu memodifikasi TKP dengan meletakkan pisau di tangan Victoria dan pistol di tangan Julian. Kemudian di dekat mayat Julian ia tuliskan dalam selembar kertas bahwa Julian putus asa cintanya ditolak Victoria dan memutuskan untuk membunuh Victoria dan dirinya sendiri karena dia lebih baik mati daripada hidup sendiri. Dengan bukti-bukti tersebut Edward bebas dari dugaan pembunuhan karena dia juga mengaku sebagai saksi pembunuhan tersebut.</span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Nicholas yang telah mengetahui cerita yang sebenarnya akhirnya pun menyadari bahwa dirinya adalah reinkarnasi dari Victoria, makanya dirinya merasa sangat dekat dengan Victoria. Nicholas pun tidak bermimpi hal-hal aneh lagi. Kemudian Nicholas pulang ke rumahnya dengan tenang. Akan tetapi, di rumahnya telah ada seseorang dan seseorang tersebut adalah sang psikoterapist. Nicholas terkejut saat sang psikoterapist berkata : </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">“OPEN YOUR EYES NICHOLAS!!!”</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"> (sang psikoterapist adalah reinkarnasi Edward !!)</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">***</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">kisah ini dibuat oleh dream theater untuk menyusun album konsep mereka yang berjudul</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Metropolis part2: Scenes From A Memory(1999)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">. Album ini juga sambungan dari sebuah lagu yang berjudul </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-style: italic; "><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Metropolis part1: The Miracle and The Sleeper (Images And Word - 1992)</span></span></span></p></div></span></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-61192989750842530642009-12-22T10:06:00.003+07:002009-12-27T19:27:52.556+07:00Don't think you can't be save...<div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:'Times New Roman';"><div style="border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 3px; padding-right: 3px; padding-bottom: 3px; padding-left: 3px; width: auto; font: normal normal normal 100%/normal Georgia, serif; text-align: left; "><p class="MsoNormal"><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Jam di </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">handphone</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">ku sudah menunjukkan pukul 17.10 WIB. Aku tahu ini memang sudah terlalu sore untuk pulang jika tidak ingin dihadang kemacetan lalu lintas. Aku segera berdiri dan lansung menuju operator untuk membayar bill pemakaian. “Berapa?” tanyaku seperti biasanya. “Tiga ribu rupiah” jawabnya tak lama setelah melihat tagihanku yang tertera di layar komputernya. <span class="fullpost"> Tanpa pikir panjang, aku lansung memberikan tiga ribu rupiah tersebut dan keluar dari warnet tersebut. Sambil memasang sepatu, aku selalu memperhatikan sekitar. Tidak seperti biasanya. Ternyata hanya kami berdua (aku dan temanku yang masih main di warnet) saja siswa </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">shift</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"> pagi yang masi berada di dekat lingkungan sekolah.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><o:p></o:p></span></span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Saat sudah diatas angkot (angkutan kota). Aku sedikit kecewa karena didalam angkot ini hanya ada aku dan supirnya. “Bisa tambah lama nih sampai dirumah” pikirku dalam hati karena angkot ini bisa saja ngetem di RSUP. Tak lama kemudian, Naiklah seorang nenek yang ingin pergi ke pasar. “sama saja...” pikirku lagi.</span></span></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Jalan yang sempit dan ditambah dengan pusat-pusat pendidikan dan perkantoran menambah semrawutnya lalu lintas di daerah ini. Seharusnya disini dibuat jalan layang untuk menghindari kemacetan. Ingin sekali untuk melakukannya jika aku menjadi Wali Kota Padang, tetapi jabatan itu bukan merupakan cita-citaku.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Angkot ini berjalan semakin lambat karena macet. Hal yang paling aku benci dalam perjalanan. “aneh... kenapa dia (supir angkot) menggantung koplingnya di tempat dan kondisi seperti ini?” pikirku dalam hati sambil melihat kearah kaki kirinya. Tiba-tiba saja hentakan keras membuatku terkejut. Membantingku kedepan dan belakang. Nenek yang naik setelahku tadi lansung terduduk di lantai mobil saat hentakan itu terjadi. Ia pun membaca kalimat istighfar secara terus-menerus.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">“Gempa” aku sedikit bergumam saat sadar bahwa ini adalah gempa. Yang pertama kali terlihat saat itu ialah air di selokan yang lumayan besar, tetapi percikan airnya tinggi sekali. Lalu aku melihat gerobak gorengan yang masih terbanting walaupun sudah rebah sembilan puluh derjat. Orang-orang terduduk di tanah. Tidak ada satupun diantara mereka yang mampu berdiri. Begitu juga para pengendara sepeda motor. Asap-asap kebakaran yang hitam pekat menyelimuti udara. Setelah melihat itu semua, aku sedikit bergimam lagi “Besar Sekali...”</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Saat gempa sudah berhenti, semua orang terdiam selama beberapa detik. Lalu mereka sibuk menyelamatkan diri masing-masing tanpa terlalu mempedulikan barang bawaan mereka. Termasuk angkot yang saya tumpangi tersebut. Karena putar arah, terpaksa aku turun di tempat itu dan berjalan kaki untuk sampai dirumah. Selalu kucoba untuk menghubungi keluargaku yang ada dirumah, tetapi gagal.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Perjalanan yang harus kutempuh dengan jalan kaki lumayan jauh. Dari Fakultas Kedokteran UNAND sampai Asrama NI-AD Parak Pisang. Suara knalpot kendaraan, tangisan, dan pekikan orang-orang menambah paniknya suasana. Tetapi untung saja aku masih bisa tenang disaat-saat seperti itu.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Tak lama setelah itu, gempa dengan skala kecil kembali mengguncang</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" align="center" style="text-align: center; "><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">***</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="IN"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">"Pa, isan sudah pulang” teriak kakakku (Nila Husandi, saudara perempuanku) ketika melihatku datang. “Siapa aja yang ada dirumah? Mana mama?” tanyaku. “Lihat saja. Tadi ada Da Ipo (Rivo Husandi, saudaraku yang paling tua), tapi tadi dia nyari kamu karna blum pulang. Mama kan ke Pekanbaru, baru berangkat minggu kmaren, lupa ya?”. “Eh...”. Sejenak aku terdiam, dan lansung masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan dan mengambil barang yang harus diselamatkan.</span></span></o:p></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Rumahku berantakan. Untuk masuk kedalam harus menggunakan sendal. Lemari yang biasanya digunakan untuk menyimpan sambal dan makanan lainnya jatuh dan ditahan oleh meja makan. Dibawahnya pecahan piring, minyak, air, kuah makanan, botol-botol sirup sisa Idul Fitri bercampur aduk di lantai. Di sisi lainnya, pecahan kaca dari lampu semprong juga berserakan. Lemari televisi juga bergeser ke tengah. Lantai kamarku penuh dengan kertas-kertas. Dan kipas angin yang berada diatas lemari jatuh kebawah.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;">Aku sempat merasa tidak yakin bahwa semuanya akan kembali seperti semula secepat ini. Pagar rumahku runtuh. Dinding belakang juga bernasib sama. Alhasil, beberapa ruangan dirumahku tidak memiliki pembatas dengan pekarangan tetangga yang berada dibelakan rumahku. Semuanya lepas dan tak berbatas. Debu pasir dari bangunan belanda yang roboh di belakang rumahku masuk kedalam rumah. Kotor sekali...</span></span><br /></p></div></span></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-11993406221927290742009-12-09T19:18:00.004+07:002009-12-28T07:29:14.798+07:00Chairil Anwar<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitiD5Okl9W5kPtUJ-74jBicSQBVXhrq0MyjfAwZYyw8oF4jNOXwt-lVnQF_kI-01EH6qdC_g5x9N6tfBZf55YjHCZbg0zzX-IZzwnUln838a-TMnwS8RcGiDX1F59U_KH9Oa-fxmifZDf4/s1600-h/chairil1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 212px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitiD5Okl9W5kPtUJ-74jBicSQBVXhrq0MyjfAwZYyw8oF4jNOXwt-lVnQF_kI-01EH6qdC_g5x9N6tfBZf55YjHCZbg0zzX-IZzwnUln838a-TMnwS8RcGiDX1F59U_KH9Oa-fxmifZDf4/s320/chairil1.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5413213449885858162" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">CHAIRIL ANWAR lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922, meninggal di Jakarta tanggal 28 April 1949 pada umur 26 tahu. Chairil Anwar dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku). Ia adalah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia.<br /></span></span><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Masa Kecil</span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Dilahirkan di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Indragiri Riau, berasal dari nagari Taeh Baruah, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan dari pihak ibunya, Saleha yang berasal dari nagari Situjuh, Limapuluh Kota dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. Chairil masuk sekolah Holland Indische school (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu penjajah Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, sekolah menengah pertama belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastera. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Masa Dewasa</span></span></span></div><div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastera setelah pemuatan tulisannya di "Majalah Nisan" pada tahun 1942, pada saat itu dia baru berusia dua puluh tahun. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis merujuk pada kematian. Chairil ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Semua tulisannya yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak dikompilasi dalam tiga buku : Deru Campur Debu (1949); Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949); dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin).</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Akhir Hidup</span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, yang bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang semrawut. Sebelum dia bisa menginjak usia dua puluh tujuh tahun, dia sudah kena sejumlah penyakit. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC. Dia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">dikutip dari </span></span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">wikipedia.org</span></span></a></div></div></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-12185383332658226572009-12-03T18:15:00.005+07:002009-12-28T07:28:55.906+07:00Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://rifafreedom.files.wordpress.com/2008/08/hamka1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 219px; height: 272px;" src="http://rifafreedom.files.wordpress.com/2008/08/hamka1.jpg" border="0" alt="" /></a><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 19px; font-family:-webkit-sans-serif;font-size:13px;"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:'trebuchet ms';font-size:16px;"><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Ia lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Surjopranoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang handal.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Ia mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Ia menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta pada tahun 1950.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Ia menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden Sukarno karena dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakanlah maka beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, Hamka diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dikutip dari </span></span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Haji_Abdul_Malik_Karim_Amrullah"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">wikipedia.org</span></span></a></div></span><p style="margin-top: 0.4em; margin-right: 0px; margin-bottom: 0.5em; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "></p></span>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-40582413767421753762009-12-03T15:47:00.011+07:002009-12-28T07:28:40.382+07:00Michael "Mike" Stephen Portnoy<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPaU4eRwUlvSfQ6XNqPsahEzGvNHTdPZQ6PgCLMnNssCUUETXPmzUSSoWoz68fBzNxYALmWFMQsZjFtLPDpe2V9msSVCa3Rm_GYD6gtxrHYtoRnT9LBmfnZ1jTX4i1x2HK9TWAuzKL2iSk/s1600-h/MikePortnoy-1.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 279px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPaU4eRwUlvSfQ6XNqPsahEzGvNHTdPZQ6PgCLMnNssCUUETXPmzUSSoWoz68fBzNxYALmWFMQsZjFtLPDpe2V9msSVCa3Rm_GYD6gtxrHYtoRnT9LBmfnZ1jTX4i1x2HK9TWAuzKL2iSk/s400/MikePortnoy-1.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5411263157087458946" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Nama lengkap ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Michael Stephen Portnoy</span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />Lahir ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> April 20, 1967<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Tinggi ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> 5 ‘10”<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Warna rambut ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Hitam<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Warna mata ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Hijau<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Website ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><a href="http://www.mikeportnoy.com/"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">mikeportnoy.com</span></span></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Equipment ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Starclassic Tama drum, Melody Master Snares, Sabian dan Max Sabian Cymbals, Remo kepala, Iron Cobra Pedals, Pro-Mark 420 drumsticks dan Latin Percussion<br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">FAVORITES</span></span></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">...</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Direksi ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Woody Allen, David Lynch, Stanley Kubrick<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Aktor ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Robert De Niro, Jack Nicholson, Al Pacino<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Olahraga ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Tinju<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Acara TV ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Twin Peaks, The Simpsons, The Twilight Zone, The Sopranos<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Makanan ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Makanan siap saji, terutama Taco Bell<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Minum ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Digunakan untuk menjadi Jägermeister, bir. Tidak minum lagi.</span></span><p></p><p style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">***<br /></span></span></p><p><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Mike Portnoy lahir pada 20 April 1967 dan dibesarkan di Long Beach, New York, di mana minatnya pada musik dimulai pada usia dini. “Ayahku adalah seorang rock n ‘roll disk jockey, jadi saya selalu dikelilingi oleh musik terus-menerus. Saya punya koleksi catatan besar ketika saya masih muda dan dicintai nyata The Beatles dan kemudian di Kiss. Tidak bisa dihindari bahwa saya akan menjadi seorang musisi. ”</span></span></p> <p><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Meskipun Mike belajar sendiri cara memainkan drum, dia mengambil kelas-kelas teori musik di sekolah menengah. Selama masa itu ia mulai bermain di band-band lokal Intruder, Rising Power dan Inner Sanctum, yang terakhir yang merilis album mereka sendiri. Mike meninggalkan band setelah mendapat beasiswa untuk menghadiri Musik Berklee College di Boston.</span></span></p> <p><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Kolektor keranjingan banyak hal, Mike memiliki luas array of Dream Theater memorabilia termasuk bootlegs, poster, kliping dan segala sesuatu di bawah matahari dengan nama band di atasnya. Ia juga bertanggung jawab untuk menangkap semua band tidak di video rekaman dan DAT. Koleksi video yang besar termasuk film favorit tahun 2001, A Clockwork Orange, Jacob’s Ladder dan The Wall bersama dengan episode The Simpsons dan mengesankan pertandingan tinju.</span></span></p> <p><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Mike mengatakan bahwa pengaruh terbesar adalah Rush drummer Neil Peart dan almarhum Frank Zappa. Drumer favorit lainnya termasuk Terry Bozzio, Vinnie Colaiuta, Simon Philips, John Bonham dan Keith Moon dan band-band seperti The Beatles, Queen, Yes, Metallica, Jellyfish, Iron Maiden, U2 dan Jane’s Addiction. Dia juga seorang penggemar musik rap.</span></span></p>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-10970918865682386502009-12-03T15:31:00.003+07:002009-12-28T07:28:25.651+07:00Steve Vai<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnD0fhJkZmBYYuq8kGLgWCO6XNcoqMjF8FtdQnu3mnnkM9GPouqk2KjNqApr2ICcCnzpipG4TsVC_fVZC7rOIofWWpAVU3qqZvfCDYLQxmpPvcWtqtImkg9b2keiW5mL_q_1m4M7TIz84Q/s1600-h/steve2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 213px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnD0fhJkZmBYYuq8kGLgWCO6XNcoqMjF8FtdQnu3mnnkM9GPouqk2KjNqApr2ICcCnzpipG4TsVC_fVZC7rOIofWWpAVU3qqZvfCDYLQxmpPvcWtqtImkg9b2keiW5mL_q_1m4M7TIz84Q/s320/steve2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410927106103508210" border="0" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Steve Vai lahir di Carle Place, New York, 6 Juni 1960. Ia adalah seorang gitaris, penulis lagu, penyanyi dan produser yang berasal dari Amerika Serikat...<br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Group Band Saat Ini ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Steve Vai<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Group Band Sebelumnya ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Hot Chocolate, The Ohio Express, Circus, Rayge, Bold As Love, Axis, Morning Thunder, Frank Zappa, The Out Band, The Classified, 777, Alcatrazz, David Lee Roth, Whitesnake<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pengaruh ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Joe Satriani, Frank Zappa<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Gitar ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Ibanez Universe, Ibanez JEM<br /><br />Permainannya mulai dari blues, jazz, rock sampai klasik dan ethnic music. Permainan gitarnya pun tidak terbatas pada komunitas gitar saja tetapi juga bagi orang-orang awam yang tidak mendalami gitar. Pada umur 6 tahun, Steve mulai belajar piano. Pada umur 10 tahun, Steve mulai belajar bermain akordeon. Pada umur 13 tahun barulah Steve mulai mendalami gitar dan sejak saat itu lahirlah seorang dewa gitar yang baru. Steve Vai mengawali karirnya dengan album debutnya Flex-Able Leftovers pada tahun 1984. Pada tahun 1990, Steve merilis album keduanya yang berjudul Passion and Warfare. Album ini mendapat pengakuan internasional dan Steve memenangkan polling pembaca majalah Guitar Player dalam 4 kategori yang berbeda. Album Steve yang ketiga berjudul Sex & Religion dirilis tahun 1993 dan album keempatnya Alien Love Secrets dirilis tahun 1995. Pada tahun 1996 album kelima Steve Fire Garden dirilis. Tahun 1999, Steve meluncurkan album keenamnya yang berjudul Ultra Zone. Dalam album ini Steve lebih banyak memfokuskan dirinya dalam komposisi lagu dan bereksperimen dengan gitarnya. Tahun 2001 album The Seventh Song dirilis dan album ini berisi lagu-lagu slow/ballad yang pernah dirilis Steve dengan ditambah beberapa lagu baru. Dan di tahun 2001 Alive in an Ultra World pun dirilis. Steve Vai juga pernah memproduksi 2 album Natal yang berjudul Merry Axemas Vol.1 dan Merry Axemas Vol.2, juga konser G3 bersama Joe Satriani dan Eric Johnson/Kenny Wayne Shepherd dan terakhir John Petrucci turut juga bergabung dalam G3. Belakangan ini Steve Vai lebih memfokuskan diri bereksperimen pada permainan gitarnya dan sekarang ini band Steve Vai ditambah seorang pemain bass yang sudah tidak asing lagi buat fans-fans rock tahun 80-an, Billy Sheehan.<br /><br />dikutip dari </span></span><a href="http://dhevai.blogspot.com/2008/12/biografi-guitar-solo.html"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dhevai</span></span></a>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-36188623247357307252009-12-03T15:15:00.005+07:002009-12-28T07:28:13.275+07:00Michael Peter Balzary (Flea)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs3ewOCYJFmozbNV8eDqWwYZIrPw_j6DOOew06pqH0KXlVsq9oGtdEIjQxeiLJKfzVMSWfWGeWrOwT8w4V85FXY0PAjYGpxzIC9U8S8jbd4sHRmboRTGFjufh6QCkfSRZXmyPfIp48SxUL/s1600-h/6a00d8341c630a53ef010534c04981970b-800wi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs3ewOCYJFmozbNV8eDqWwYZIrPw_j6DOOew06pqH0KXlVsq9oGtdEIjQxeiLJKfzVMSWfWGeWrOwT8w4V85FXY0PAjYGpxzIC9U8S8jbd4sHRmboRTGFjufh6QCkfSRZXmyPfIp48SxUL/s320/6a00d8341c630a53ef010534c04981970b-800wi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410923941889336146" border="0" /></a><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Lahir pada 16 oktober 1962 Melbourne,victoria,Aussie dengan nama asli: Michael Peter Balzary. Ketika masih berumur 4 tahun, Flea kecil dihadapkan pada perceraian. Perceraian itu pula yang membuatnya pindah ke New York (walaupun tidak lama) lalu pada akhirnya pindah lagi ke L.A. (1972) Flea kini cukup beruntung, ayah tirinya,Walter Urban Jr adalah seorang musisi jazz yang sedang mulai meniti karir.Flea cukup sering duduk melihat latihan ayah-tirinya berlatih.<br /><br />Kehidupan Flea muda di SMU cukup sulit baginya, dia hanya punya sedikit teman. Di saat teman-temanya menyukai musik Disco atau dansa Fea muda lebih memilih mengidolakan artis Jazz macam dMiles David dan Dizzy Gilespie.<br /><br />Intrumen musik pertama calon Bass-Hero ini adalah drum, tapi itu cuma sebentar dan dia memilih trumpet, sepulang sekolah dia biasanya berlari dan mendengarkan musik Dizzy Gilespie sambil mamainkan trumpetnya.<br /><br />Di suatu waktu, Flea muda mendapatkan sebuah kesempatan untuk bertemu dengan idolanya. Ibunya mengajaknya ke belakang panggung dan bertemu dengan Dizzy Gilespie seusai konser.<br /><br />Bertemu dengan Hilel Slovak dan Jack Irons, Flea berubah haluan menjadi penggemar berat musik Funk dan menjadikan Jimmy Hendrix sebagai idola baru.<br /><br />Di akhir 1977, Flea bertemu dengan Anthony Kiedis, pertemuan ini sedikit unik karena keduanya nyaris bertengkar dan akhirnya menjadi sepasang "duo" yang tidak dapat dipisahkan.<br /><br />Tahun 1979, Flea membentuk sebuah band dengan teman-teman seangkatanya:Jack Irons dan Hilel Slovak dengan Alain Johannes di vokal. Disini Flea memakai Bass, alat musik yang belum pernah dia mainkan sebelumnya berlatihbeberapa bulan, Flea mendapatkan gaya bermainya sendiri.<br /><br />Selama itu, mereka lalu-lalang dari klab satu ke klab yang lain dan anthony Kiedus selalu ada untuk mendukung para sahabatnya serta menjadi presenter dari setiap show.<br /><br />Tepat sebelum 1982, FLea bergabung di L.A. Punk band yang bernama Fear, juga mendapat peran figuran di film Suburbia. Tertarik dengan style dan teknik Flea, para personel Fear menwarkan untuk bergabung dengan mereka, tapi Flea lebih memilih untuk bergabung dengan pasukan lamanya lalu terbentuklah sebuah band fenomenal yang bertahan sampai sekarang:"Red Hot Chili Peppers".<br /><br />Flea menikah di 1985 dan dikaruniai seorang anak, tak bertahan lama, mereka bercerai tapi tetap berbagi hak asuh atas Clara.<br /><br />Flea kini membentuk organisasi yang bertujuan untuk memberikan pelajaran bermusik pada anak-anak yang tidak mampu.<br /><br />catatan:Julukan Flea diberikan saat Flea saling mengejek satu sama lain dengan nama kartun.<br /><br />dikutip dari</span></span><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span><a href="http://www.bengkelmusik.com/forum/f16/biografi-flea-the-bass-genius-t1833"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">be</span></a></span><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:100%;"><a href="http://www.bengkelmusik.com/forum/f16/biografi-flea-the-bass-genius-t1833"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">ngkelmusik</span></a><br /></span>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-40108108525072502832009-12-02T18:05:00.006+07:002009-12-28T07:28:06.100+07:00Dr Mohammad Hatta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHWKfcCAbc5cXUzf51Im83rfZTD9eIAxAqlH9-0aYccD9PljmLXpcy6BFVX67WKrOeRWz0w9E6HrqxI-KcDgXChrBjRbqA7jl_9gtfaoDW46O6ZLFWbgR-nzlY5KaheSZWrN-ytbJVu9cn/s1600-h/bunghatta.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 296px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHWKfcCAbc5cXUzf51Im83rfZTD9eIAxAqlH9-0aYccD9PljmLXpcy6BFVX67WKrOeRWz0w9E6HrqxI-KcDgXChrBjRbqA7jl_9gtfaoDW46O6ZLFWbgR-nzlY5KaheSZWrN-ytbJVu9cn/s320/bunghatta.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410597360258558866" /></a><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 19px; "><p><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Nama ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Dr. Mohammad Hatta (Bung Hatta)<br /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Lahir ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Bukittinggi, 12 Agustus 1902<br /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Wafat ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Jakarta, 14 Maret 1980<br /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Istri ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> (Alm.) Rahmi Rachim<br /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Anak ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Meutia Farida, Gemala, dan Halida Nuriah<br /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Gelar Pahlawan ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Pahlawan Proklamator RI tahun 1986<br /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Pendidikan ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Europese Largere School (ELS) di Bukittinggi (1916), Meer Uirgebreid Lagere School (MULO) di Padang (1919), Handel Middlebare School (Sekolah Menengah Dagang), Jakarta (1921), Gelar Drs dari Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda (1932)<br /></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Karir ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919), Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921), Ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda (1925-1930), Wakil delegasi Indonesia dalam gerakan Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-1931), Ketua Panitia (PNI Baru) Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935), Kepala Kantor Penasihat pada pemerintah Bala Tentara Jepang (April 1942), Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Mei 1945), Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (7 Agustus 1945), Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945), Wakil Presiden Republik Indonesia pertama (18 Agustus 1945), Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan (Januari 1948 - Desember 1949), Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan menerima penyerahan kedaulatan dari Ratu Juliana (1949), Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kabinet Republik Indonesia Serikat (Desember 1949 - Agustus 1950), Dosen di Sesko Angkatan Darat, Bandung (1951-1961), Dosen di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1954-1959), Penasihat Presiden dan Penasihat Komisi IV tentang masalah korupsi (1969), Ketua Panitia Lima yang bertugas memberikan perumusan penafsiran mengenai Pancasila (1975)</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p><p><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p><p><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond.<br /></span></span></p><div class="fullpost" style="display: inline; "><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">BIOGRAPHY...</span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br />Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta.<br /><br />Masa Studi di Negeri Belanda<br />Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).<br /><br />Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.<br /><br />Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.<br /><br />Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia mengucapkan pidato inaugurasi yang berjudul "Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen"--Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan kekuasaan. Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk landasan kebijaksanaan non-kooperatif.<br /><br />Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa.<br /><br />PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.<br /><br />Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres. Nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional.<br /><br />Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu.<br /><br />Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi "Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan" di Gland, Swiss. Judul ceramah Hatta L 'Indonesie et son Probleme de I' Independence (Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan).<br /><br />Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama "Indonesia Vrij", dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka.<br /><br />Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932.<br /><br />Kembali ke Tanah Air<br />Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya.<br /><br />Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933).<br /><br />Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.<br /><br />Masa Pembuangan<br />Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.<br /><br />Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup di Tanah Merah dan dia dapat pula membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti. Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Kumpulan bahan-bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul antara lain, "Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan" dan "Alam Pikiran Yunani." (empat jilid).<br /><br />Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku, politik, dan lain-Iain.<br /><br />Kembali Ke Jawa: Masa Pendudukan Jepang<br />Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.<br /><br />Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia? Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri. Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944.<br /><br />Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali."<br /><br />Proklamasi<br />Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa.<br /><br />Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah pekerjaan itu selesai. mereka membawanya ke ruang tengah, tempat para anggota lainnya menanti.<br /><br />Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang saja, Soekarno dan Mohammad Hatta. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk tangan riuh. Ta</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">nggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta.<br /><br />Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Soekardjo Wijopranoto mengemukakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus merupakan satu dwitunggal.<br /><br />Periode Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia<br />Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda.<br /><br />Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum.<br /><br />Kesukaran dan ancaman yang dihadapi silih berganti. September 1948 PKI melakukan pemberontakan. 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres ditawan dan diasingkan ke Bangka. Namun perjuangan Rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus berkobar di mana-mana. Panglima Besar Soediman melanjutkan memimpin perjuangan bersenjata.<br /><br />Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana.<br /><br />Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden.<br /><br />Periode Tahun 1950-1956<br />Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).<br /><br />Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno. Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya.<br /><br />Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”.<br /><br />Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”.<br /><br />Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu.<br /><br />Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus.<br /><br />Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek.<br /><br />Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara.<br />Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.</span></span></div></span><div><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style=" line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">dikutip dari </span></span><a href="http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/08/biografi-mohammad-hatta.html"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">biografi tokoh dunia</span></span></a></span></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-5395755768563120982009-12-01T21:35:00.003+07:002009-12-28T07:27:43.009+07:00Joe Satriani<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2qgo8rOlj57N7tXGtpsIBQ-TQ3IcfuhxtzQNi0qGtYhJpelxWqkYM4-lGMZveWQ8BOckK1-mTwgU0w0yScLOtjvbk-_1B8hIOfOKbe0xwNB2q9FWfpSw7tzil5KdsWl_BYrfgCfkm8yCG/s1600/IMG_0035.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2qgo8rOlj57N7tXGtpsIBQ-TQ3IcfuhxtzQNi0qGtYhJpelxWqkYM4-lGMZveWQ8BOckK1-mTwgU0w0yScLOtjvbk-_1B8hIOfOKbe0xwNB2q9FWfpSw7tzil5KdsWl_BYrfgCfkm8yCG/s320/IMG_0035.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410278373462005826" /></a><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Nama Lengkap ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Joe Satriani</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Lahir ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> 15 Juli 1956, New york – USA</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Group saat ini ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Joe Satriani</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Group Sebelumya ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> The Squares</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Pengaruh ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Jimi Hendrix, Ritchie Blackmore</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Guitar ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Ibanez JS Series</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Keahlian ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Tapping, Alternate Picking, dll.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Joe Satriani, pertama kali belajar gitar pada umur 14 thn. Pada usia 15 thn Joe sudah mengajar gitar (selama 3 tahun) kepada beberapa muridnya yang antara lain adalah Steve Vai, Krik Hammet (Metallica) dan Larry La Londe (Primus). Dapat di bayangkan betapa tekunnya dan cepatnya Koe mendalami permainan gitarnya. Sambil mengajar di Second Hand Guitar, Berklee, Joe merilis albumnya yg pertama thn 1986 yg berjudul Not Of This Earth.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Tahun berikutnya, Surfing With The Alien dirilis dan mendapatkan gold dan platinium sales. Tahun 1989 Surfing in a Blue dream pun di rilis dan mencapai angka 750.000 keping untuk penjualannya dan masuk ke nominasi Grammy Awards. Tahun 1992 The Extremist di rilis yang juga masuk nominasi Grammy Awards dan mencapai peringkat 24 di Billboard chart. Tahun berikutnya<></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Tahun 2001 Joe merilis album livenya Live in San Fransisco. Selain merilis album solonya, Joe Satriani juga merupakan penggagas diadakannya G3. Bersama Steve Vai, Joe sudah beberaapa kali mengadakan konser G3 dengan dewa gitar lainnya seperti Eric Johnson (1996), Andian Leggs, Kenny wayne Shepherd dan Robert Fripp(1997), Michael Schenker dan Uli jhon Roth dgn Brian May sebagai guest star untuk show di London dan Patrick rondat di Prancis(199 dan John Petrucci (2001). Joe Satriani juga berpartisipasi dalam Proyek Merry Axemes-nya Stave Vai dan memaikan satu lagu Silent Night yang di aransemen ulang dan juga pernah mengisi posisi gitar untuk Deep Purple di thn 1990-an.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">dikutip dari </span></span><a href="http://aamovi.wordpress.com/2009/09/27/joe-satriani/"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">aamovi.wordpress.com</span></span></a></div><div><br /></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-27336823975975531572009-12-01T18:08:00.004+07:002009-12-28T07:27:29.191+07:00Ian Antono<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmq4dLKKd6GwK9lz4U984WRvOAFmy_BnZFPkSB4RUD7FKDaWIHo6Iquvx06WUskCcizDrjNuz3_fQV96HKqpRS5FseqtR1TIwhDWsMzBhJsyXzcTmHKuFe7cIJnDlz7zQWosYhzzFoFhFa/s1600/ian_antono_007.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmq4dLKKd6GwK9lz4U984WRvOAFmy_BnZFPkSB4RUD7FKDaWIHo6Iquvx06WUskCcizDrjNuz3_fQV96HKqpRS5FseqtR1TIwhDWsMzBhJsyXzcTmHKuFe7cIJnDlz7zQWosYhzzFoFhFa/s320/ian_antono_007.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410224691707053650" /></a><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ian Antono dilahirkan di Malang Jawa Timur pada tanggal 29 Oktober 1950 dengan nama lengkap Jusuf Antono Djojo. Ian adalah salah satu pemain gitar terbaik yang ada bumi nusantara ini.Sampai sekarang Ian masih aktif bermain sebagai personil God Bless meski dibilang usianya sudah tidak muda lagi dan segarang dulu. Dia bukan saja hanya sebagai pemain gitar saja tetapi sebagai arranger, composer juga produser, Anggun C Sasmi, Nicky Astria adalah yang lahir dari tangan dinginnya. Cara bermain gitar Ian banyak memberikan inspirasi bagi pemusik dibawahnya, terutama para gitaris muda Indonesia.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ian Antono memulai karir sekitar tahun 1971 bersama Abadi Soesman saat bergabung dengan Bentoel Band, dan juga sebagai arranger beberapa artis penyanyi pada saat itu seperti Anna Matovani, Emilia Contessa, Trio The Kings. Ian bertahan bersama Bentoel Band selama tiga tahun, karena pada tahun yahun 1974 dia bergabung bersama God Bless. Tahun 1975, God Bless merilis debut album yang juga bertitel God Bless, dibawah bendera Pramaqua, dengan hits-nya Huma di Atas Bukit,dan She Pass Away. Ketika supergrup dunia Deep Purple manggung di Indonesia (1975), grup ini mendapat kehormatan jadi band pembukanya. Pada tahun 1977 Ian menggarap album Albar dan Ucok dengan nama Duo Kribo dengan hits Neraka jahanam.Tahun 1978 Album Duo Kribo kedua dengan title Pelacur tua dirilis, dan disusul album Duo Kribo ketiga dengan title Panggung sandiwara. Tahun 1980 Album God Bless kedua (Cermin), album God Bless ketiga Semut Hitam (1988).<br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Di tengah aktifitasnya di God Bless, Ian Antono juga aktif di Gong 2000 dan merilis album Bara Timur (1991), Laskar (1994) dan Prahara (1996).</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ian Antono telah menerima banyak penghargaan diantaranya sebagai Arranger terbaik dan Komposer terbaik yang didapat dari album Nicky Astria (Gersang) dari BASF Award tahun 1987 - 1988, Ian juga mendapatkan HDX Award tahun 1989 untuk lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals), pada tahun 1992 dia mendapat BASF Awards dari Album Bara Timur (Gong 2000) sebagai The Best Selling Album dan pada tahun 1994 dengan album laskar Gong 2000, Ian mendapatkan The Best Arranger & Composer, dari HDX Award, Juga dari Diamond Achievement Award di tahun 1995 penghargaan atas dedikasi dan prestasi tinggi di dunia musik Indonesia</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dikutip dari </span></span><a href="http://musikku345.blogspot.com/2008/08/biografi-ian-antono.html"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">musikku345</span></span></a></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-33822804266895074272009-12-01T17:52:00.006+07:002009-12-28T07:26:57.421+07:00Balawan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_uw4sODyOYTo4J3epjC5c7s7vIoDAAxhrm9Olvmtt3Nnh1I5i5nlfQCs0sBRq2B5TqQdCXvRNjFhIStKLv9lGT6caI7z8jgOOk7IYFzdhDJ6H3MK_TxtHCJr-LbAbM6g0BpAhI7n1Q2Hg/s1600/balawan2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_uw4sODyOYTo4J3epjC5c7s7vIoDAAxhrm9Olvmtt3Nnh1I5i5nlfQCs0sBRq2B5TqQdCXvRNjFhIStKLv9lGT6caI7z8jgOOk7IYFzdhDJ6H3MK_TxtHCJr-LbAbM6g0BpAhI7n1Q2Hg/s320/balawan2.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410221613616907458" /></a><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(1, 46, 88); line-height: 18px;font-family:Arial;font-size:12px;"><div><div><span class="Apple-style-span" style=" ;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Nama ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> I Wayan Balawan</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Lahir ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Gianyar, 9 September 1972</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Balawan lahir di Gianyar, Bali pada 9 September 1972. Mulai bermain gamelan pada usia 8 tahun dan mulai belajar gitar pada usia 12 tahun. Pada tahun 1993, Balawan mendapat beasiswa untuk belajar di Australian Institute of Music di Sydney selama 3 tahun. </span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Beberapa tahun belakangan ini Balawan mulai mendalami teknik bermain gitar yang dikenal sebagai touch technique (tapping technique) dengan menggunakan 8 jari yang menyerupai piano. Dimana tangan sebelah kiri berfungsi memainkan kord dan bass sedang tangan kanan memainkan melodi. Balawan membentuk Batuan Ethnic Fusion yang mengusung eksplorasi musik tradisional Bali.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">dikutip dari </span></span><a href="http://music.detikhot.com/readprofile/195"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">hot music</span></span></a></div><div><br /></div></div></span>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-74681207142848212692009-11-25T16:31:00.006+07:002009-12-28T07:26:39.053+07:00MUSE<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyS2mVEqShyy0cU42IiAIXkJoXJqY7eetdNBu7VT9UIOkEkfLQvrucjefvIQkNNu93yUkFuS91Fp_q94K-xGadFQ_Ca8Ps-8AinkhWqyG6hRYNdjahkesGWR65CKMtcNxrUMd9653Aeukd/s400/Muse_band.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 315px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyS2mVEqShyy0cU42IiAIXkJoXJqY7eetdNBu7VT9UIOkEkfLQvrucjefvIQkNNu93yUkFuS91Fp_q94K-xGadFQ_Ca8Ps-8AinkhWqyG6hRYNdjahkesGWR65CKMtcNxrUMd9653Aeukd/s400/Muse_band.jpg" alt="" border="0" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Muse adalah grup musik rock alternatif asal Inggris. Band ini dibentuk di Devon pada tahun 1994. Anggota band ini terdiri dari tiga orang, yaitu Matthew Bellamy (vokalis, gitaris, pianis), Dominic Howard (drummer), dan Chris Wolstenholme (bassis). Muse memiliki genre musik yang memadukan rock, rock progresif, musik klasik, dan elektronika. Muse juga dikenal dengan konser live yang memukau, bercirikan permainan yang energik dan efek visual yang mengagumkan.[1] Muse telah merilis empat album rekaman, dimulai dengan Showbiz pada tahun 1999, diikuti Origin of Symmetry di tahun 2001, Absolution di tahun 2003, dan album terbarunya Black Holes & Revelations di tahun 2006. Sepanjang karirnya, Muse telah memenangkan berbagai penghargaan termasuk 5 MTV Europe Music Awards, 5 Q Awards, 4 NME Awards dan 2 Brit Awards.<br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Sejarah</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br /></span></span><span style="font-style: italic;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pembentukan (1992-1997)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />Pada tahun 1990-an awal, anggota-anggota Muse memiliki grup musik masing-masing di sekolah mereka. Pembentukan MUSE berawal ketika Matthew Bellamy yang berumur 14 tahun berhasil lulus audisi untuk masuk grup Dominic Howard. Ketika bassis mereka memutuskan untuk keluar, mereka meminta teman baik mereka, Chris Wolstenholme, untuk bergabung dan mempelajari gitar bass. Chris sempat menolak, tapi akhirnya memutuskan untuk bergabung. Band baru ini sempat banyak berganti nama, antara lain 'Gothic Plague', 'Carnage Mayhem', 'Fixed Penalty', dan 'Rocket Baby Dolls', sampai akhirnya menggunakan nama Muse yang dikenal sekarang. Urutan kronologis pergantian nama band ini tidak jelas, karena Muse memberikan informasi yang tidak konsisten pada wawancara-wawancara mereka.<br /><br />Pada tahun 1994, masih dengan nama band 'Rocket Baby Dolls', mereka memenangkan kompetisi Battle of the Bands lokal.[2][3] Dan tak lama setelah ini, mereka mengganti nama menjadi Muse, berpindah dari Teignmouth dan mulai tampil di beberapa klub seperti Cavern di Exeter.[4]<br /><br /></span></span><span style="font-style: italic;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">E.P. dan Showbiz (1998-2000)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />Setelah beberapa tahun membangun komunitas penggemar, Muse memainkan konser-konser pertama mereka di London dan Manchester. Band ini lalu bertemu dengan Dennis Smith, pemilik perusahaan rekaman Sawmills, yang bermarkas di Cornwall, Inggris.<br /><br />Pertemuan ini akhirnya dilanjutkan dengan rekaman resmi pertama Muse, yaitu E.P. self-titled (berjudulkan nama band) yang menggunakan label Sawmills, Dangerous.[2] Lalu E.P. ke-2 mereka, Muscle Museum, meraih peringkat ke-3 pada tangga lagu indie dan mendapat perhatian dari jurnalis musik Inggris yang berpengaruh, Steve Lamacq, serta majalah musik mingguan Inggris, NME. Dennis Mills lalu membantu membangun perusahaan musik Taste Media, yang dibuat khusus untuk Muse (Muse menggunakan label ini untuk 3 album pertama mereka). Ini merupakan hal yang sangat menguntungkan untuk Muse karena mereka dapat mempertahankan keunikan musik mereka pada awal karir mereka.<br /><br />Walaupun E.P. ke-2 mereka cukup sukses, banyak perusahaan rekaman Inggris tetap enggan mendukung Muse, dan banyak orang di industri musik menganggap musik Muse terlalu mirip dengan Radiohead sebagaimana halnya band-band baru asal Inggris lain saat itu. Namun, perusahaan Amerika Serikat Maverick Records mempromosikan Muse untuk tampil beberapa kali di Amerika Serikat hingga akhirnya mengontrak mereka pada tanggal 24 Desember 1998.[5] Sepulangnya dari Amerika, Taste Media mendapatkan kontrak untuk Muse di perusahaan-perusahaan rekaman di Eropa dan Australia. John Leckie, yang menjadi produser album untuk Radiohead, Stone Roses, "Weird Al" Yankovic dan The Verve, dijadikan produser album pertama Muse, Showbiz.[2][3]<br /><br />Peluncuran album ini diikuti dengan penampilan pendukung pada tur band Foo Fighters dan Red Hot Chili Peppers di Amerika Serikat. Pada tahun 1999 dan 2000, Muse bermain pada beberapa festival musik di Eropa dan Australia, dan mengumpulkan banyak penggemar baru di Eropa Barat.<br /><br /></span></span><span style="font-style: italic;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Origin of Symmetry dan Hullabaloo Soundtrack (2001-2002)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />Album ke-2 mereka, Origin of Symmetry, dengan John Leckie sebagai produser, berisikan musik yang lebih berat dan gelap, dengan suara bass yang dalam dan terdistorsi. Muse bereksperimen dengan alat-alat musik yang tidak biasa digunakan, seperti organ gereja, Mellotron, dan peralatan drum tambahan. Muse lebih banyak mengandalkan suara tinggi Bellamy, dengan alunan arpeggio gitar dan permainan piano yang terdengar jelas, yang terinspirasi dari gerakan Romantisme khususnya musikus Rusia Sergei Rachmaninoff dan Tchaikovsky. Beberapa lagu seperti "Space Dementia" memiliki unsur klasik yang lebih kental oleh musik Rachmaninoff. Bellamy juga menyatakan adanya pengaruh dari gitaris ternama Jimi Hendrix dan Tom Morello (gitaris Rage Against The Machine dan Audioslave) dalam melodi gitar pada beberapa lagu terakhir dalam album ini.[6] Terdapat pula daur ulang dari lagu "Feeling Good", yang aslinya dibuat oleh Anthony Newley dan Leslie Bricusse dan dipopulerkan oleh Nina Simone.<br /><br />Origin of Symmetry memperoleh penilaian yang beragam dari berbagai kritikus musik. Dean Carlson dari Allmusic menilai permainan Muse terlalu menyerupai Radiohead, dan menganggap lagu-lagu mereka terlalu berlebihan dan sulit diterima."[7] Sebaliknya, Roger Morton dari NME memberikan nilai 9/10 untuk album ini, mengomentari sisi yang gelap dan berani dari Muse, bahkan menilai bahwa Bellamy lebih 'gila' dari Thom Yorke, vokalis Radiohead.[8] Album ini berpotensi untuk membuat Muse semakin terkenal di Amerika Serikat, tapi Maverick tidak setuju dengan gaya vokal Bellamy yang dianggap tidak cocok untuk penyiaran radio dan meminta MUSE untuk mengubah beberapa lagu mereka sebelum dirilis di Amerika Serikat. Muse menolak permintaan ini dan meninggalkan perusahaan rekaman Maverick, yang mengakibatkan tidak dirilisnya album Origin of Symmetry ini di Amerika (album ini akhirnya dirilis di daerah tersebut pada 20 September 2005, setelah Muse menjalin kontrak dengan Warner).<br /><br />Penampilan Muse selama promosi album Origin of Symmetry berhasil menarik banyak pengemar dan membangun reputasi Muse sebagai band dengan penampilan live yang luar biasa. Reputasi ini membawa Muse untuk merilis Hullabaloo Soundtrack, DVD yang berisi penampilan mereka di Le Zenith di Paris,Perancis pada tahun 2001. Lalu secara bersamaan, mereka juga merilis album ganda yang berisi B-side dan rekaman dari penampilan di Le Zenith. Album ganda single A-side juga dirilis, dengan dua lagu baru yaitu "In Your World" dan "Dead Star", yang berbeda dengan gaya opera lagu-lagu lain pada Origin of Symmetry.<br /><br />Pada edisi Februari 2006 majalah Q Magazine, album Origin of Symmetry berhasil menempati peringkat ke-74 pada daftar 100 album terbaik sepanjang masa menurut penggemar.<br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Personil band</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br /></span></span><ul><li><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Matthew Bellamy – vokal, gitar, piano, keyboard, synthesizer.<br /></span></span></li><li><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Christopher Wolstenholme – bass, vokal pendamping, keyboard, synthesizer.<br /></span></span></li><li><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Dominic Howard – drum, perkusi</span></span></li></ul><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Personil tambahan</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />Berikut personil tambahan yang sering muncul pada beberapa penampilan konser Muse:<br /><br /></span></span><ul><li><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Morgan Nicholls – keyboard, vokal pendamping, bass, ukulele (2004, 2006 - sekarang).<br /></span></span></li><li><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">"the Trumpet Man" Newell – terompet (2006 - sekarang)</span></span></li></ul><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Newell memainkan terompet pada dua penampilan live; "Knights of Cydonia" dan "City of Delusion".</span></span>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-8679556734138516122009-11-25T15:59:00.006+07:002009-12-28T07:26:22.929+07:00Dream Theater<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://mysecondmind.files.wordpress.com/2008/08/dream_theater_2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 635px; height: 480px;" src="http://mysecondmind.files.wordpress.com/2008/08/dream_theater_2.jpg" alt="" border="0" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span><span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">DREAM THEATER adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di dunia saatini. Didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci dan John Myung, mereka telah merilisdelapan album studio, empat rekaman live dan satu album pendek (EP).</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Album pertama mereka, When Dream And Day Unite direkam dengan Charlie Dominicisebagai vokalis dan Kevin Moore sebagai pemain keyboards. Dominici berusia jauh lebih tuadaripada anggota lainnya dan ingin memainkan musik yang lain, sehingga ia kemudiankeluar dari grup. Mereka kemudian mencari pengganti yang ideal selama 2 tahun sampaiakhirnya bertemu dengan James LaBrie, vokalis dari Kanada melalui audisi.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> album Train Of Thought yang </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Bersama LaBrie mereka merekam Images And Words yang melambungkan nama merekake jajaran internasional dengan hit “Pull Me Under” dan “Another Day”. Awake adalahterakhir mereka dengan Moore yang kemudian digantikan oleh Derek Sherinianuntuk album Falling Into Infinity. Pada akhirnya Sherinian juga digantikan oleh Jordan Rudess dan formasi ini masih bertahan sampai hari ini. Mereka telah meluncurkan album konsep Metropolis 2: Scenes From A Memory dan album ganda Six Degrees Of Inner Turbulence. Pada tahun 2003 mereka memutuskan untuk merekam album non-konsepsangat dipengaruhi oleh grup thrash metal seperti Metallica.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Album terbaru mereka yang berjudul Octavarium dikeluarkan pada tanggal 7 Juni 2005 dan selain merupakan album studio kedelapan juga mengandung delapan lagu.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Dream Theater Radio City Music Hall,US. </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Setelah Dream Theater meluncurkan album Live mereka dalam memperingati 20 tahunterbentuk yang berjudul Score yang direkam pada tanggal 1 April 2006 diMereka kembali bersiap meluncurkan album ke sembilan merekadengan membawa bendera label record baru yaitu RoadRunner Records, mereka telahmerampungkan album Systematic Chaos yang berisi 8 lagu dan akan diluncurkan padatanggal 5 Juni 2007 di US.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /><br />Sejarah</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /><br />John Chris Collins </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris John Petrucci dan bassisMyung memutuskan untuk membentuk sebuah band untuk mengisi waktu luangmereka ketika bersekolah di Berklee College of Music di Boston. Mereka lalu bertemuseorang pemain drum, Mike Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee, dan setelah duahari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung. Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band tersebut, dan Petrucci bertanyakepada teman band, Kevin Moore, untuk menjadi pemain keyboard. Dia setuju, dan ketikadiajak untuk menjadi vokalis, band tersebut sudah komplit.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> Majesty. “majestic”. </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan namaMenurut dokumentasi DVD Score, mereka berlima sedang mengantri tiket untukkonser Rush di Berklee Performance Center ketika mendengarkan Rush dengan boom box. Portnoy lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar sangatPada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah nama yang bagus untuksebuah band, dan tetap bagus sampai sekarang.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Pada saat - saat tersebut, Portnoy, Petrucci dan Myung masih berkutat dengan kuliahmereka, juga dengan kerja paruh waktu dan mengajar. Jadwal mereka menjadi kiat ketatsehingga mereka harus memutuskan antara mengejar karir di bidang musik ataumengakhiri band Majesty. Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluardari Berklee untuk berkonsentrasi di karir musik. Petrucci mengomentari tentang hal ini didokumentasi DVD Score, berkata bahwa saat tersebut sangat susah untuk meminta kepadaorang tuanya untuk pergi ke sekolah musik. Dan lebih susah lagi untuk menyakinkan orangtuanya agar ia boleh keluar dari sekolah.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> band </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia, untuk berkonsentrasi dengantersebut.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /><br />Karakteristik penulisan lagu</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /><br />label </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream Theater, yang kebanyakan terjadi di masa - masa sekarang, ketika mereka bisa bereksperimen denganrekaman mereka sendiri.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Dimulai dengan Train of Thought, Dream Theater sudah memulai memasukkan elemen - elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat elemen tersebut kepadapeminat yang lebih fanatik. Karakteristik yang paling terkenal (yang biasa disebut “nugget”) tersembunyi di “In the Name of God”, yang merupakan sandi morse dari “eat my ass and balls” (makan pantatku dan penisku), yang merupakan kata - kata terkenal dari Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak peminat - peminat Dream Theater mulai berusahamenemukan hal - hal kecil yang biasanya tidak menarik bagi peminat biasa.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /><br />Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><ul face="georgia"><li><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Suara dari fonograf di akhiran dari “Finally Free” di album Scenes from a Memory adalah suara yang sama di awalan “The Glass Prison” di album berikutnya, Six Degrees of Inner Turbulence. Dan akhiran kunci terakhir di “As I Am” sama dengan kunci yang digunakan di album selanjutnya, Train of Thought. Juga, not piano yang dimainkan di akhiran “In the Name of God” di ‘Train of Thought adalah not yang sama dengan pembukaan “The Root of All Evil” di album berikutnya, Octavarium.</span></span></span></li><li><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Tiga bagian dari “The Glass Prison” di Six Degrees of Inner Turbulence, dua bagian dari “This Dying Soul” di Train of Thought dan dua bagian dari “The Root of All Evil” di Octavarium menunjukkan tujuh poin pertama dari dua belas poin - poin di program Alcoholics Anonymous oleh Bill Wilson, yang mana program itu diikuti oleh Mike Portnoy. Ia juga berkata bahwa ia akan membuat lagu - lagu lain yang memuat lima program lainnya, yang akan ditujukan untuk Wilson</span></span></span></li><li><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian - bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan. Contohnya, lagu “6:00″ dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik ini bisa juga ditemukan di “Peruvian Skies”, “Blind Faith” dan “Endless Sacrifice”</span></span></span></li><li><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Penggunaan notasi yang berulang - ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu - lagu Charles Ives, contohnya Tema lagu “Wait for Sleep” muncul di “Learning to Live” (menit 8:11) dan juga muncul dua kali di “Just Let Me Breath” (menit 3:39 dan 5:21). Tema lagu “Learning to Live” muncul di “Another Day” (menit 2:53). Tema lagu “Space-Dye Vest” digunakan beberapa kali di album Awake. Tema pembukaan dari “Erotomania” digunakan di “Voices” di Awake (menit 4:51). Satu dari melodi - melodi di “Metropolis Pt 1 (The Miracle and the Sleeper)” diulang di chorus kedua di “Home” dari Metropolis Pt 2 (Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa lirik dari “Metropolis Pt 1″ just digunakan di “Home”. Pada dasarnya, keseluruhan album “Scenes From A Memory” penuh dengan musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen - elemen musikal dari “Metropolis Pt 1″ dan “The Dance of Eternity” sebenarnya dibangun dari variasi - variasi elemen musik di lagu - lagu dalam album tersebut. Bagian - baguan dari tiap lagu di album “Octavarium” telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, “Octavarium”.</span></span></span></li><li><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Six Degrees of Inner Turbulence, studio album ke enam mereka, memuat enam lagu dan mempunyai karakter - karakter angka enam di judul - judul lagunya. Train of Thought, studio album ke tujuh mereka, memuat tujuh lagu. Octavarium, studio album ke delapan mereka memuat delapan lagu dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari 8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter - karakter yang berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak - kotak putih dan kotak - kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.</span></span></span></li><li><span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Lagu “Octavarium” dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa seri awalan - akhiran album akan berhenti disini, karena album ke sembilan mendatang tidak akan diawali dengan akhiran “Octavarium”</span></span></span></li></ul>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-88596066998310417622009-11-25T15:47:00.005+07:002009-12-28T07:25:29.113+07:00Bullet For My Valentine<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.darkfaery-subculture.com/wp-content/uploads/01-bullet-for-my-valentine-101707.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 722px; height: 470px;" src="http://www.darkfaery-subculture.com/wp-content/uploads/01-bullet-for-my-valentine-101707.jpg" alt="" border="0" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-size:100%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Ya, Bullet For My Valentine. Dendang 'laki-laki' yang diciptakan BFMV terdengar mirip sekali dengan genre metal sekitar tahun 80 - 90'an. Sebut saja yang cukup familiar yakni metalica, kemudian saudara tua yang juga sebagai bapak musik metal Iron Maiden lalu beberapa deretannya ada Slayer dan masih banyak lagi band-band metal yang saat itu muncul.<br /><br />BFMV telah mengadopsi genre musik ini, boleh diakui bahwa mereka pintar untuk membuat sebuah lagu, meskipun lagu yang tercipta bisa jadi adalah sebuah kombinasi terapan yang pernah di dengungkan beberapa tahun lalu. Tapi ngga masalah, wong ngga njiplak, kalau njiplak kayak D'Masive, atau si.... wah pokoknya itulah..., itu baru kurang asyik. Tapi ini cukup asyik.<br /><br />Tapi ngga bisa dipungkiri juga kalau beberapa note atau bar yang digunakan sangat jelas mengadopsi beberapa pemusik lawas, itu maklum, ngga dalam hitungan 7 bar full note. Tapi ngga tau juga kalau tiba2 ada yang mengklaim bahwa BFMV ini ada salah satu lagu yang menjiplak, tapi tetep, asyik punya...<br /><br />Tak cuma itu, kekosongan sebuah band dengan alunan musik metal murni tanpa dominasi tekno cukup jarang terdengar, tepat jika saat ini BFMV hadir dengan alunan metal tanpa dominasi tekno. Dari sisi singkup dan komposisi lagu, Anda akan bisa sedikit bernostalgia dengan musik metal beberapa tahun lalu atau 'jaman dulu'.<br /><br />Apalagi lansiran teranyar dan menjadi hit list mereka yakni Scream Aim Fire. Sangat kental dengan ritme metal. Tak terlalu berat namun beat yang tersuguhkan cukup membuat salah satu anggota badan Anda bergoyang, mengikuti hentakan musik, bisa dibuktikan bung!.<br /><br />Kemudian, Waking The Demon, permainan interlude Michael "Padge" Paget sebagai penggitar cukup membuat saya terkesima karena alunan serta skills yang digunakan masih terasa 80-an. Ngga papa. itu oke kok. Pas dengan kecepatan alunan, ada power picking, kemudian handling serta typing yang seluruhnya digunakan untuk lebih memperkuat aura metal dalam lagu tersebut.<br /><br />Sang penambuh drum Michael "Moose" Thomas, juga tak mau ketinggalan, kecepatan kaki untuk memberikan dentuman ganda dari bass drum terdengar padat. Ia memilih untuk menggunakan double bass drum dalam<br />setiap pertunjukan, Anda bisa dengan suara kick yang dihasilkan, pulen bro! (nasi kali pulen!!). Jason "Jay" James sebagai pencabik bass juga tak kalah hebat, ia mampu memadankan beat 1/8 hingg 1/16, alhasil lagu yang tersaji terasa padat dan terasa menghentak akibat aksi padu padan Jay dan Moose.<br /><br />Sayangnya, dalam dari 3 lagu yang telah saya dengan permainan Jason James sang pencabik bass tak terlalu menonjol, hanya sebagai penjaga beat saja, tapi ini tak masalah mengingat kegarangan sisipan teriakan sang vokalis Matthew "Matt" Tuck dalam setiap lagi membuat BFMV lebih hingar bingar.<br /><br />Menurut kuping saya, ini adalah pemusik jaman sekarang yang masih mengadopsi atau mengemban misi metal murni yang mengandalkan speed skill dalam bermusik serta power. Sa'ik sob..!<br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Biografi</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />Entah jadi main atau engga, pasalnya baner AS (paman sam) kan saat ini sedang sensitif banget, apalagi band ini memang berasal dari negeri sahabat israel yang saat ini tengah membabi buta ngebom di gaza, palestina. Tapi terlepas dari itu, kiprahnya di negara sendiri album yang terjual mencapai 350 ribu copy.<br /><br />Tak hanya di negara sendiri, sejak tahun 2006 band ini mengambil negara inggris serta eropa sebagai masa promosi dengan menggandeng beberapa band metal papan atas seperti metalica dan iron maiden. Wah, kalo gitu pantes dong alirannya sepadan, pertama jadi anak bawang sekarang..., jadi anak metal beneran!<br /><br />Pada tahun yang sama, 2006 BFMV meraih 'golden god awards' sebagai band inggris terbaik dan singgle terbaik pada event tahunan yang digelar yakni The 2006 Kerrang! pada lagu 'Tears don't Fall'.<br /><br />Setelah starting awal tahun 2007 menembus pasar dunia, keberhasilannya berbuah manis hingga pada tanggal 29 januari 2008 album Scream Aim Fire ditarik oleh Sony BMG, dan 11 track yang dimiliki dibuat ulang yang dibantu oleh Colin Richardson, pentolan Funeral For a Friend) di El Paso.<br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Diskografi</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />BFMV sepertinya bukan lagi sebagai band kacangan di eropa beberapa deret jejak rekam yang telah ditelurkan bukan hanya bisa dihitung dengan jari tangan, sekitar 19 album baik itu adalah sebuah single album, re-mix atau re-issue, lalu istilah lainya untuk menggeber pasar bisa dibuktikan bahwa band ini termasuk sebuah band yang rajin membuat sebuah karya untuk didengarkan oleh para metal listners.<br /><br />Keluaran terakhir yakni Scream Aim Fire adalah album yang tampaknya menjadi sebuah tonggak untuk BFMV di kancah musik metal dunia, dalam album terakhir terdapat 11 lagu yang seluruhnya memiliki musikalitas yang 'all out'. Berikut adalah jejeran tembang baik CD serta Video yang telah dibuat sebagai pembuktian mereka;<br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">SCREAM AIM FIRE</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />1. Scream Aim Fire<br />2. Eye Of The Storm<br />3. Hearts Burst Into Fire<br />4. Waking The Demon<br />5. Disappear<br />6. Deliver Us From Evil<br />7. Take It Out On Me<br />8. Say Goodnight<br />9. End Of Days<br />10. Last To Know<br />11. Forever And Always<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Scream Aim Fire (single)SCREAM AIM FIRE (SINGLE - CD1)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />1. Scream Aim Fire<br />2. Forever And Always (acoustic)<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">SCREAM AIM FIRE (SINGLE - 7" 1)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />1. Scream Aim Fire<br /><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">SCREAM AIM FIRE (SINGLE - 7" 2)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />1. Scream Aim Fire<br />2. Crazy Train<br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">The Poison - Live at BrixtonTHE POISON - LIVE AT BRIXTON DVD</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />1. Intro<br />2. Her Voice Resides<br />3. 4 Words<br />4. Suffocating<br />5. All These Things I Hate<br />6. The Poison<br />7. Spit You Out<br />8. Cries In Vain<br />9. Just Another Star<br />10. Tears Don't Fall<br />11. No Control<br />12. Hand Of Blood<br />13. The End<br /><br />Anda tentu ngga bisa mendengarkan semuanya tapi jangan kuatir, tak<br />lama lagi Anda akan mendengar gelegar kebisingan yang dilantunkan oleh<br />band metal ini, oke guy's, selamat menikmati musiknya..., jangan lupa<br />headbanger-nya!<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:Georgia;"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">dikutip dari </span></span></span><a href="http://www.bengkelmusik.com/forum/f46/bullet-for-my-valentine-the-next-gen-of-t5239"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" ;font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">bengkelmusik</span></span></span></a></span><br /></div></span></span></span>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-2130570516069866832009-11-25T15:34:00.006+07:002009-12-28T07:24:50.645+07:00Avenged Sevenfold<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.burnyourears.de/uploads/mediapool/AvengedSevenfold.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 518px; height: 333px;" src="http://www.burnyourears.de/uploads/mediapool/AvengedSevenfold.jpg" alt="" border="0" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span><span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Avenged Sevenfold atau A7X adalah band beraliran rock yang berasal dari Huntington Beach, California.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />City of Evil (2005-2007)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />Tahun 2005, Amerika Serikat tengah jenuh dengan musik hip-hop dan pop yang merajalela, lalu Avenged Sevenfold merilis album mereka City of Evil tepatnya pada tanggal 8 Juni, 2005. Hits single Bat Country merupakan lagu metal/rock pertama yang merajai MTV TRL. Mereka mempopulerkan kembali solo gitar dengan duet gitaris Synyster Gates dan Zacky Vengeance . Album tersebut mendapat sertifikat gold dan memenangkan predikat Best New Artist in a Video di MTV VMA 2006 untuk lagu Bat Country.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />Avenged Sevenfold (2007-2008)</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />Tahun 2007, mereka kembali masuk studio untuk merekam lagu terbaru mereka untuk studio album ke-5 mereka. Awal Agustus 2007, mereka menjalani tur Asia Pasifik mereka, dan sempat mampir di Indonesia dan memainkan lagu mereka pertama kali di depan publik. Lagu yang berjudul Almost Easy tersebut mendapat sambutan hangat dari penggemar di seluruh dunia. Ketika itu band punk Jogjakarta Endang Soekamti didaulat menjadi band pembuka. Tahun 2008 ini, mereka berpartisipasi sebagai headliners di tour Taste of Chaos bersama dengan Bullet for My Valentine, Atreyu, Blessthefall dan Idiot Pilot. Ketika tour, mereka merekam sebuah DVD yang mengandung 6 lagu baru mereka. Tanggal 22 Oktober 2008, Avenged Sevenfold akan kembali manggung di Indonesia masih dengan event organizer yang sama yakni Java Musikindo dan kali ini band heavy metal Jibril didaulat menjadi band pembuka.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />Live In The LBC & Diamonds in the Rough (2008-saat Ini)</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br /><br />Album yang dirilis pada 16 September, 2008 ini berisi 102 menit DVD dan 52 menit CD.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Di album ini terdapat dua lagu lama yaitu “Afterlife” dan “Almost Easy”. Namun kedua lagu tersebut tidak sama persis dengan lagu aslinya. Pada lagu “Afterlife” ditambahi permainan biola yang lebih banyak, sedangkan lagu “Almost Easy” yang berbeda adalah mixing lagunya. Selain itu terdapat juga lagu “Walk” yang merupakan cover dari Pantera dan “Flash of the Blade” yang merupakan cover dari Iron Maiden.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pada tanggal 16 Juli, majalah Kerrang! (edisi 1219) mengeluarkan sebuah CD gratis berjudul “Maiden Heaven: A Tribute to Iron Maiden” untuk menghormati album dari salah satu band heavy metal terbesar di dunia yaitu Iron Maiden. Matt Shadows berkomentar, “Maiden are by far the best live band in the world and their music is timeless,” dan “This also gives us a chance to expose this great song to some of our younger fans who maybe aren’t as familiar with Iron Maiden.”<br /><br /><br /></span></span></span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Diskografi<br /><br /></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span></span></span></span></span><ul><li><span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Sounding the Seventh Trumpet (2001)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span></span></span></span></span></li></ul><ul><li><span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Waking the Fallen (2003)</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span></span></span></span></span></li></ul><ul><li><span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">City of Evil (2005)</span></span></span></span></li></ul><ul><li><span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Avenged Sevenfold (2007)</span></span></span></span></li></ul><ul><li><span><span><span class="Apple-style-span" style="font-family:verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Live in the LBC & Diamonds in the Rough (2008)</span></span></span></span></li></ul><span style="font-size:100%;"> </span>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-38807354262627155712009-11-19T19:28:00.012+07:002009-12-28T07:24:32.603+07:00John Myung<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxFRp-MAbSgTN9DEo4Mlo1SYVvb9_bpBxl9Mkhow6hIGf_5gf3Ysjqj_AWy13S4uI4n7GlUnUTXvFZtVHbCbba3wY55AC_qLt3yMpnicv7SrDvpX8FEbyXQiz_s2bohpOU2evlNHmvgHsL/s1600/john+myung.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxFRp-MAbSgTN9DEo4Mlo1SYVvb9_bpBxl9Mkhow6hIGf_5gf3Ysjqj_AWy13S4uI4n7GlUnUTXvFZtVHbCbba3wY55AC_qLt3yMpnicv7SrDvpX8FEbyXQiz_s2bohpOU2evlNHmvgHsL/s320/john+myung.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5405790966022074338" /></a><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style=" font-weight: bold;"></span></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Nama Lengkap ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">John Ro Myung</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Tempat Lahir ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><st1:state st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Illinois</span></span></span></st1:state><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">, </span></span></span><st1:place st="on"><st1:city st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Chicago</span></span></span></st1:city></st1:place><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> 24 Januari 1967</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Pengaruh ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Chris Squire, Steve Harris (Iron Maiden), Rush’s Geddy Lee</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Tempat Tinggal ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> </span></span><st1:place st="on"><st1:city st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Long Island</span></span></span></st1:city><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">, </span></span></span><st1:state st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">New York</span></span></span></st1:state></st1:place></p><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Sejak zaman 1980-an (saat berdirinya Dream Theater), John Myung yang orangtuanya berasal dari </span></span><st1:place st="on"><st1:country-region st="on"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Korea</span></span></st1:country-region></st1:place><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> ini beserta dua personil lainnya telah membantu Dream Theater melewati saat-saat kritis dan masa jatuh bangunnya.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Sebagai seorang pendengar antusias musik klasik, dia memilih biola semenjak masih berumur </span></span></span></span><st1:city st="on"><st1:place st="on"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">lima</span></span></span></span></st1:place></st1:city><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> tahun. Hingga saat menginjak usia belasan tahun, John Myung memutuskan untuk memilih gitar bass sebagai instrumen favoritnya.</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Ketika belajar di sekolah musik Berklee - </span></span></span></span><st1:city st="on"><st1:place st="on"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Boston</span></span></span></span></st1:place></st1:city><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> pada tahun 1986, Myung berjumpa dengan dua teman satu sekolahnya, gitaris John Petrucci dan drummer Mike Portnoy. Dengan ditambah seorang pemain keyboard dan seorang vokalis, akhirnya mereka membentuk sebuah grup band Majesty.</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Pada tahun berikutnya mereka mendapatkan tawaran rekaman. Tetapi grup band Majesty ini ternyata hanya berumur pendek dikarenakan sebuah konflik dengan grup band di </span></span></span></span><st1:city st="on"><st1:place st="on"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Las Vegas</span></span></span></span></st1:place></st1:city><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> yang memiliki nama yang sama. Akhirnya mereka sepakat untuk merubah nama grup bandnya menjadi Dream Teater, diambil dari nama sebuah bioskop di </span></span></span></span><st1:place st="on"><st1:state st="on"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">California</span></span></span></span></st1:state></st1:place><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">.</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Myung, Petrucci dan Portnoy hingga detik ini masih merupakan anggota tetap Dream Theater, dan sepanjang sejarah Dream Theater telah terjadi beberapa kali bongkar-pasang vokalis dan keyboardis.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Myung agaknya telah menjadi anggota Dream Theater yang paling misterius. Dia jarang terlihat berkomentar tentang dirinya ataupun menonjolkan dirinya sendiri dalam video klip dan konser-konser Dream Theater. Fakta ini membuat banyak penggemar bertanya-tanya apakah seseorang dari mereka pernah melihatnya berbicara.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Pada kenyataannya Myung telah berbicara dalam video tutorialnya, juga saat jumpa penggemar dalam pertunjukan-pertunjukan live show Dream Theater. Bahkan jika ditanya tentang topik yang tepat -seperti memainkan tekhnik-tekhnik bas, dia akan berbicara untuk jangka waktu yang panjang.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Kepribadian misteriusnya lebih terasa saat pertunjukan Dream Theater di Jerman. Secara tiba-tiba Myung mendatangi James LaBrie seraya men-tekel-nya </span></span></span></span><st1:city st="on"><st1:place st="on"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">gaya</span></span></span></span></st1:place></st1:city><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"> American football. Baik hadirin maupun personil band lainnya banyak yang kebingungan dan keheranan. Kejadian ini kelak dikenal sebagai "gasakan Myung".</span></span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Diluar tindakan itu, Myung terkenal dengan prinsip disiplin berlatihnya yang tinggi. Baik Kevin Shirley pada "Metropolis 2000: Scenes From New York DVD" maupun mantan keyboardis Dream Theater Derek Sherinian dalam situs pribadinya menyatakan bahwa John Myung sejauh yang mereka tahu adalah satu-satunya musisi yang melakukan 'warming-down' setelah pertunjukan live show. Dalam sebuah postingan forum, John Petrucci berkata bahwa ketika dulu masih di Berklee, dia dan Myung mempunyai kesepakatan untuk berlatih sedikitnya enam jam sehari.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">Di antara waktu senggangnya, Myung merupakan salah seorang anggota utama grup band Platypus sejak 1998, bersama dengan Ty Tabor (King’s X) , Derek Sherinian (eks keyboardis Dream Theater) dan Dixie Dregs drummer Rod Morgenstein. Platypus sejauh ini telah merilis tiga album, dan album terakhirnya adalah "The Jelly Jam". Myung juga memiliki sebuah video tutorial "Progressive Bass Concepts", dirilis tahun 1996.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">dikutip dari </span></span></span></span><a href="http://http//id.shvoong.com/humanities/1892709-profil-john-myung/"><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style=" "><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;">shvoong.com</span></span></span></span></a><br /></p><p></p>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8317791888073454651.post-48433521345072699902009-11-19T19:08:00.014+07:002009-12-28T07:21:28.227+07:00John Petrucci<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl_PUlxhOTA6EeKxOd8Nlc-cdEeavCQ8xYKrd-yWL3mrhVbUnAo4KEhLnuIuq0T5Rn9GjnstcedRTvpSPg2rsx_s0acXJ7nvWe94ojeYjz982Na3dkUZsTW0atZvGj5XvrtbQX2XviAsNX/s1600/john_petrucci.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 213px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl_PUlxhOTA6EeKxOd8Nlc-cdEeavCQ8xYKrd-yWL3mrhVbUnAo4KEhLnuIuq0T5Rn9GjnstcedRTvpSPg2rsx_s0acXJ7nvWe94ojeYjz982Na3dkUZsTW0atZvGj5XvrtbQX2XviAsNX/s320/john_petrucci.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5405787518925785282" border="0" /></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">"Seorang dewa gitar yang memilih aliran progresif metal dalam berkarir"<br /></span></span><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />Nama Lengkap ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> John Peter Petrucci </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"></span></span></span></span><div><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Website Resmi ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><a href="http://johnpetrucci.com/"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">johnpetrucci.com</span></span></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"></span></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Group Band Sebelumnya ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Majesty </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"></span></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Gitar ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Ernie Ball Musicman, Ibanez </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"></span></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Tempat Lahir ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Long Island, New York 12 Juli 1967 </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"></span></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pengaruh Permainan ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> Steve Morse, Allan Holdsworth, Yngwie Malmsteen, Metallica, Eddie Van Halen </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"></span></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Tempat Tinggal ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> New York </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"></span></span></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Keahlian ~</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> String Skipping, Chromatic Scales, Arpegio, Matrix Modulation, Tapping, dll… </span></span></span><div><p style="text-align: justify; font-family:times new roman;"><span><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><b></b></span></span></span></p><span class="Apple-style-span" style="font-family: verdana;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">John Petrucci lahir pada tanggal 12 Juli 1967. Ia adalah gitaris Amerika yang dikenal sebagai anggota pembentuk grup progresif metal Dream Theater. Dia juga seorang produser (bersama teman satu bandnya Mike Portnoy) dari semua album Dream Theater sejak rilis album Scenes From A Memory, pada tahun 1999Petrucci besar di Long Island, tepatnya Kings park dimana Petrucci bersama John Myung dan Kevin Moore sekolah di tempat yang sama. Petrucci bermain gitar pertama kali pada saat berumur 8 tahun. Dan mulai bermain dengan sebuah band pada umur 12 tahun. Band dan gitaris yang mempengaruhi permainan gitarnya adalah Yngwie Malmsteen, Randy Rhoads, Iron Maiden, Stevie Ray Vaughn, Yes, Rush dsb. Karena saat itu sedang berkembang irama metal dan trash, Petrucci menambahkan pengaruhnya pada musik Metallica dan Queensryche.Petrucci tumbuh dalam keluarga yang mencintai musik. Hal ini terlihat dari seluruh saudaranya yang menjadi pemusik. Sedangkan Petrucci sendiri akhirnya memilih gitar sebagai instrumen pilihannya. Petrucci mulai bermain gitar sejak usia 12 tahun. Dia menghabiskan waktu kira-kira enam jam dalam satu hari untuk berlatih gitar. Tidak berbeda dengan anak-anak lain, Petrucci kecil juga mempunyai idola. Dia sangat terpengaruh oleh permainan gitaris-gitaris seperti Yngwie Malmstein, Steve Morse, Steve Howe, Steve Vai, Stevie Ray Vaughan, Al Di Meola, Alex Lifeson dan Allan Holdsworth. Dia menyebut para idolanya dengan sebutan “the Steves and the Als”. Dia juga terpengaruh oleh band - band seperti Rush, Yes, Iron Maiden, The Dregs, hingga Metallica. Sewaktu kecil, Petrucci pernah membuat sebuah band bersama sahabatnya, Kevin Moore. Setelah lulus dari SMA, Petrucci memilih untuk masuk ke sekolah musik, Berklee College of Music di Boston. Perjalanan karir Petrucci dimulai saat dia kuliah di Barklee. Petrucci dan sahabatnya saat SMA, John Ro Myung, mempunyai ide untuk membentuk sebuah band untuk mengisi kekosongan saat kuliah. Mereka bertemu dengan drummer Michael “Mike” Stephen Portnoy di salah satu ruang latihan di Berklee dan setelah dua hari negosiasi akhirnya Mike setuju untuk bergabung. Posisi keyboard ditempati oleh sahabatnya waktu kecil dulu, Kevin Moore. Sedangkan Chris Collins terpilih menjadi vokalis. Terbentuklah sebuah band yang diberi nama Majesty. Majesty sendiri sempat membuat demo album. Namun ternyata Majesty tidak bertahan lama. Dengan alasan berbeda aliran musik, Chris Collins mengundurkan diri. Tempatnya digantikan oleh Charlie Dominici. Ternyata nama Majesty-pun telah digunakan oleh band lain. Oleh karena alasan itu, Petrucci, Myung, Portnoy, Moore dan Dominici, sepakat untuk mengganti nama band mereka menjadi Dream Theater. Dream Theater sendiri diambil dari nama sebuah gedung bioskop favorit ayah Mike Portnoy yang bernama Dream Theatre. Ejaan Amerika yang berbeda membuat kata theatre berubah menjadi theater. Petrucci bersama Dream Theater merilis album pertama When Dream and Day Unite tahun 1987. Nama Petrucci mulai dikenal banyak orang ketika album kedua Dream Theater, Images and Words, yang dirilis tahun 1992, mendapat respon bagus oleh masyarakat Amerika. Video klip lagu Pull Me Under muncul di MTV dan diputar di radio. Album ini juga menelurkan hits seperti Another Day dan Take the Time yang membuat Dream Theater semakin dikenal. Kemudian diikuti dengan konser - konser Dream Theater dari dalam negeri hingga luar negeri. Hingga saat ini Dream Theater telah merilis 9 studio album, 5 rekaman live, dan 7 album single. Namun Dream Theater juga tidak lepas dari masalah. Dari mulai konflik internal, gonta - ganti personil, hingga masalah dengan label rekaman pernah dihadapi. Akhirnya formasi yang terbentuk dari tahun 1999 hingga saat ini adalah John Petrucci (gitar), John Myung (bass), Mike Portnoy (drum), James LaBrie (vokal) dan Jordan Rudess (keyboard). Bersama label baru, Road Runner, Dream Theater merilis album ke-9 pada tahun 2007 lalu yang diberi judul Systematic Chaos.Tahun 1995, Petruuci membuat sebuah instructional video,berjudul Rock Discipline. Dalam video tersebut, Petrucci menjelaskan teknik - teknik bermain gitar untuk para pemula. Pada tahun yang sama, Petrucci juga terlibat sebagai kolumnis pada edisi majalah Guitar World, Wild Stringdom Series. Sebuah buku dengan judul yang sama juga akhirnya diterbitkan sebagai sebuah kumpulan dari lessons yang terdapat dalam majalah tersebut.Selain bersama Dream Theater, Petrucci juga mempunyai side projects. Bersama Mike Portnoy (drum), Jordan Rudess (keyboard) dan Tony Levin (bass / chapman stick), mereka membentuk grup band instrumental bernama Liquid Tension Experiment (LTE). LTE menghasilkan dua album yang cukup sukses yaitu Liquid Tension Experiment I (1998) dan Liquid Tension Experiment II (1999). Petrucci dan istrinya, Rena Sands, mendirikan sebuah label musik sendiri dengan nama Sound Mind Music tahun 2000. Album pertama yang dirilis oleh label milik Petrucci tersebut adalah album duet antara John Petrucci (gitar akustik / elektrik) dan Jordan Rudess (piano / keyboard) dengan judul An Evening with John Petrucci and Jordan Rudess. Pada tahun 2001, Petrucci berkesempatan untuk ikut serta dalam konser G3 di Amerika Utara bersama “dewa-dewa gitar” seperti Joe Satriani dan Steve Vai. Dalam konser G3, Petrucci dibantu oleh Mike Portnoy (drum) dan Dave LaRue (bass). Petrucci melanjutkan konser G3 pada tahun 2005 di Mexico dan Jepang bersama Joe Satriani, Eric Johnson, dan Steve Vai, kemudian di Amerika Selatan, kembali bersama Satriani dan Vai. Sedangkan untuk tahun 2007, Joe Satriani, Paul Gilbert, dan John Petrucci berkumpul dalam konser G3 di Amerika Utara. Petrucci juga dipercaya untuk mengisi part gitar album - album lain, seperti pada album solo keyboard Jordan Rudess, Feeding the Wheel (2001) dan pada lagu Czar of Steel di album solo keyboard Derek Sherenian (ex-keyboardis Dream Theater), Blood of the Snake (2006). Selain itu dalam album Marty Friedman, Loudspeaker (2007), Petrucci hadir sebagai Special Guest Guitarist. Petrucci juga pernah mengisi soundtrack video game Sega Saturn : Necronomicon. Dalam game tersebut, Petrucci membuat dua lagu dan kemudian diberi judul Prologue dan Epilogue. Selain itu Petrucci juga cukup aktif mengadakan guitar clinic di berbagai tempat. Petrucci merupakan voting member dari NARAS (National Academy of Recording Arts and Sciences), yaitu suatu akademi pencetus ajang penghargaan musik bergengsi di Amerika Serikat, Grammy Award.Tahun 2005, Petrucci merilis album solo gitarnya yang pertama dengan nama Suspended Animation. Album solo ini diproduseri oleh Petrucci sendiri dan bernaung di bawah labelnya, Sound Mind Music. Dalam pembuatannya yang memakan waktu hingga empat tahun, Petrucci dibantu oleh Dave LaRue (bass), Dave DiCenso (drum) dan seorang re-mixer, Tony Verderosa. Album ini juga di-mixed oleh Kevin Shirley yang merupakan mix engineer album-album Dream Theater. Beberapa lagu dalam album tersebut adalah lagu yang pernah dibawakan Petrucci saat konser G3.Selain piawai bermain gitar, Petrucci juga piawai membuat lirik. Tema yang diangkat antara lain fantasi, filosofi, keluarga, dll. Masalah agama juga tak lepas dari jangkauan lirik lagunya. Dalam lagu In the Name of God (album Train of Thought), Petrucci mengkritik para ahli agama yang mengatasnamakan Tuhan untuk membenarkan segala bentuk kekerasan. Petrucci juga pernah membuat lirik untuk ayahnya yang terserang kanker otak dalam lagu Another Day dan mededikasikannya dalam lagu Take Away My Pain (album Falling Into Infinty)setelah ayahnya meninggal. Untuk lagu – lagu yang bertemakan filosofi banyak terdapat dalam album Metropolis part II : Scenes from a Memory seperti lagu The Spirit Carries On dan Beyond This Life. Petrucci juga banyak menyoroti masalah kejiwaan / psikologis dalam lagu – lagu di album Six Degrees of Inner Turbulence. Pada album Systematic Chaos, Petrucci mengangkat tema fiksi seperti cerita tentang monster, vampire, roh / arwah, dalam lirik - liriknya yang terilhami dari beberapa komik dari berbagai negara.Sebagai seorang gitaris dunia, Petrucci telah memperoleh beberapa penghargaan. Tahun 1992, Petrucci di-endorse oleh Ibanez Guitar untuk memakai produk gitar mereka. Oleh Ibanez, Petrucci dibuatkan signature guitar model, yaitu Ibanez JPM100 P1, P2, P3, P4 dan JPM 90th Anniversary. Tahun 1999, Petrucci memutuskan pindah dari Ibanez ke Ernie Ball / Music Man. Sama seperti waktu di Ibanez, Petrucci kembali dibuatkan gitar pribadi dengan nama EB/MM John Petrucci BFR Series. Gitar tersebut digunakannya hingga saat ini. Petrucci juga dipercaya untuk memakai produk-produk dari DiMarzio (pickups), Ernie Ball (strings), Axess Electronics (foot controller), Boss (effects), Dunlop (plectrum, wah effect), dan Mesa Boogie (cabinets, amplifiers). Solo gitarnya pada lagu Under a Glass Moon masuk dalam 100 solo gitar terbaik sepanjang masa. Profil Petrucci pernah ditampilkan dalam majalah Guitar Player edisi Oktober 2007. Majalah Total Guitar menobatkan Petrucci sebagai ”Guitarist of the Year 2007″. GuitarOne bahkan menempatkan John Petrucci pada rangking ke-9 “Greatest Shredder of All Time”.Kehidupan pribadi Petrucci tidak berbeda dengan kehidupan orang seperti biasanya. Petrucci mempunyai seorang istri bernama Rena Sands. Petrucci bertemu dengan Rena pada tahun 1989. Rena adalah seorang gitaris band metal, Meanstreak, yang beranggotakan para wanita. Mereka menikah pada tahun 1993. Hingga saat ini Petrucci dan Rena telah dikaruniai tiga anak yaitu, kembar Samantha dan Reny, serta Kiara. Yang menarik, sama seperti Petrucci, beberapa personil Dream Theater yang lain juga menikah dengan personil Meanstreak. Seperti Mike Portnoy yang menikah dengan Marlene Apuzzo dan John Myung dengan Lisa Martens. Dalam waktu luangnya, selain bermusik Petrucci suka mengahabiskan waktu dengan bercanda bersama keluarganya, berlibur, bermain ski, menonton film dan bodybuilding.</span></span><p face="times new roman" style="text-align: justify; "><span style="font-size:100%;"><span></span></span></p><span class="Apple-style-span" style="white-space: pre-wrap;font-family:'trebuchet ms';"><p class="MsoNormal" style="text-indent: 0px;"></p><p></p></span></div></div>the boy who against the worldhttp://www.blogger.com/profile/13045180664988931215noreply@blogger.com2